Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polri: Tidak Ada Bukti Sah tentang Kematian Pejuang ISIS Bahrun Naim

Laporan CNA mengatakan Bahrun (34) tewas oleh pesawat tak berawak Amerika Serikat (AS) sebelum bulan Ramadan

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Polri: Tidak Ada Bukti Sah tentang Kematian Pejuang ISIS Bahrun Naim
Tribunnews.com
(kiri-kanan) Bahrun Naim, Bahrumsyah, Abu Jandal. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepolisian Republik Indonesia mengatakan tidak ada bukti sah yang bisa membenarkan kematian Bahrun Naim, salah satu militan paling terkenal di negara itu yang dilaporkan bertempur bersama ISIS di Timur Tengah.

Dilansir dari laman The Straits Times, Kamis (5/7/2018), proses verifikasi kematian teroris tersebut membutuhkan bukti yang sah, seperti yang disampaikan Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto yang menyampaikan dalaam pesan singkatnya kepada The Straits Times pada pagi ini.

"Saya tidak bisa berkomentar jika belum ada data yang akurat," kata Setyo.

Komentar tersebut ia sampaikan setelah laporan Channel News Asia (CNA) yang mengutip sumber keamanan regional dan mengatakan bahwa pada Rabu kemarin anggota senior ISIS itu telah tewas dalam serangan pesawat tak berawak di Suriah.

Laporan CNA mengatakan Bahrun (34) tewas oleh pesawat tak berawak Amerika Serikat (AS) sebelum bulan Ramadan, yang dimulai pada pertengahan Mei tahun ini.

Dalam obrolan pada aplikasi pesan yang digunakan oleh para ekstrimis, Bahrun dilaporkan tewas saat berjuang untuk ISIS.

Namun kematiannya belum pernah dikonfirmasi meskipun ada upaya untuk memverifikasi kebenaran kabar tersebut.

Berita Rekomendasi

Bahrun, yang memiliki peran dalam serangan Jakarta 2016 lalu, disebut telah membantu melakukan koordinasi serangan di Indonesia dari Raqqa, Suriah, melalui aplikasi pesan Telegram.

Ia juga diduga telah mentransfer uang kepada rekan-rekannya saat kembali ke rumahnya untuk mendanai kegiatan teroris.

Bahrun pun dikabarkan memberikan pengajaran pada sel-sel teror di Indonesia untuk membuat bom dan melakukan serangan.

Ia mengirim instruksi menggunakan Telegram, seperti yang disampaikan Polri sebelumnya.

Salah satu selnya, memiliki rencana untuk menyerang Istan Negara di kawasan Medan Merdeka, Jakarta Pusat dengan seorang pengebom berjenis kelamin perempuan, namun rencana tersebut berhasil digagalkan pada Desember 2016.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas