Prabowo Bangga Raihan Suara Pasangan Sudirman Said-Ida Fauziah Lebih dari 40 Persen
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto mengaku prihatin dengan adanya kejanggalan dalam pemilihan Kepala Daerah di Jawa Tengah.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto mengaku prihatin dengan adanya kejanggalan dalam pemilihan Kepala Daerah di Jawa Tengah.
Salah satunya yakni adanya 3,7 juta Daftar Pemilih Tetap ilegal seperti yang dilaporkan calon Gubernur Jateng Sudirman Said kepadanya.
"Karena ternyata kita menemukan daftar pemilih tetap DPT ada 3 juta nama lebih, kalau tidak salah mendekati 3,7 juta nama yang meragukan. Ini sebetulnya bisa sangat mempengaruhi jalannya pemilihan itu karena selisihnya ya 3 juta itu," kata Prabowo di kediamannya, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (6/7/2018) malam.
Menurut Prabowo peristiwa tersebut sangat mengkhawatirkan. Apalagi Jawa Tengah termasuk salah satu provinisi yang jumlah DPT-nya besar, selain Jawa Barat dan Jawa Timur.
Kejanggalan dalam Pilkada tersebut menurut Prabowo dapat menimbulan keraguan akan Pemilu dan melukai hati rakyat.
"Sehingga nanti ada yang bertanya untuk apa kita ikut serta dalam proses (Pemilu) yang sudah diatur seperti ini," katanya.
Baca: Bupati Rita Tak Ingin Stres Seperti Ayahnya saat Jalani Hukuman di Balik Penjara
Meskipun demikian Prabowo mengaku bangga dengan raihan suara sejumlah pasangan calon yang diusung Partai Gerindra, salah satunya di Jawa Tengah.
Menurutnya raihan suara pasangan Sudirman Said-Ida Fauziah yang lebih dari 40 persen merupakan bukti bahwa rakyat menginginkan adanya perubahan.
"Kami bangga dengan kekuatan kami, prestasi kami. Kami lihat ada respon dari rakyat yang ingin ada perubahan. Rakyat ingin pemimpin-pemimpin yang bersih, bukan pemimpin-pemimpin yang banyak uang tapi uangnya engga jelas dari mana," katanya.
Menurut Prabowo saat ini rakyat sudah lelah dengan kondisi bangsa. Rakyat lelah dengan banyaknya praktik korupsi, dan kondisi ekonomi yang tidak menentu.
"Ekonomi kita sangat memprihatinkan yang sudah saya ramalkan berkali-kali. tapi elit tidak mau dengar dan saya kira rakyat sudah berbicara. Saya kira demikian," ujarnya.