Pesan Habibie kepada Para Diplomat: Jaga Persatuan
Sebagai bagian dari mata diklat “Leadership with Ethics and Values”, mereka mengunjungi Pak Habibie di kediaman beliau di Jakarta
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia terdiri atas berbagai macam suku dan agama. Oleh karena itu, diplomat, sebagai profesi yang bertugas mewakili bangsa Indonesia di dunia internasional, harus ikut menjaga keberagaman dan persatuan bangsa.
Demikian pesan penting Bapak Bacharudin Jusuf Habibie, Presiden ke-3 RI, kepada para diplomat senior peserta diklat Sekolah Staf dan Pimpinan Kemlu (Sesparlu) angkatan 59.
Baca: Berkaca dari Malaysia dan Persoalan Ekonomi Indonesia, Gerindra Yakin Oposisi Bakal Menang di 2019
Sebagai bagian dari mata diklat “Leadership with Ethics and Values”, mereka mengunjungi Pak Habibie di kediaman beliau di Jakarta, pada Jumat (6/7/2018).
Dalam kunjungan itu, para diplomat didampingi oleh Kepala Pusdiklat Kemlu, Yayan G.H. Mulyana; dan Direktur Diklat Sesparlu, June Kuncoro Hadiningrat.
“Persatuan bangsa Indonesia telah menjadi komitmen bersama, bahkan sejak sebelum proklamasi kemerdekaan pada 1945. Tonggak utama persatuan Indonesia antara lain adalah Sumpah Pemuda yang dikumandangkan pada 1928, yang kemudian dilanjutkan dengan Pancasila”, tutur Pak Habibie dalam keterangan pers yang diterima dari Kementerian Luar Negeri, Sabtu (7/7/2018).
“Persatuan Indonesia adalah modal utama bangsa ini melaksanakan pembangunan. Tanpa ada persatuan, tidak ada pembangunan. Karena itulah, persatuan mutlak diperlukan. Pemimpin dan semua unsur rakyat Indonesia, termasuk diplomat, harus turut menjaganya”, pesan Pak Habibie.
Beliau juga menegaskan pembangunan yang hanya mengandalkan sumber daya alam tidak akan bertahan. Dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia harus membangun sumber daya manusia.
“Kita harus bisa terus ciptakan manusia yang unggul, produktif, dan efisien. Ini hanya bisa dilakukan dengan pendidikan intelektual dan etika” tambahnya.
Baca: Di Acara Aktivis 98, Jokowi Ingatkan Kebebasan Terikat Aturan dan Konstitusi
Terkait dengan profesionalisme, Presiden Habibie mengingatkan diplomat harus berbudaya tapi tegas.
Dalam diskusi, para diplomat juga menanyakan peran utama yang harus dimainkan diplomat dalam dinamika global saat ini. Pak Habibie menjawab tegas, “Diplomat harus terus kedepankan kepentingan nasional.”