Padat Karya Tunai Mendorong Partisipasi Warga untuk Membangun Desa
Tua, muda, petani, buruh, sampai pencari belut turut serta membangun desanya dengan program padat karya tunai (PKT).
Editor: Content Writer
Deru mesin molen pengaduk batu, pasir, dan semen yang memekakkan telinga bercampur denting cangkul yang mengeruk pasir untuk kemudian dilemparkan ke mulut mesin penggiling itu.
Berember-ember adukan diangkut dan ditumpahkan untuk membuat jalan rabat. Tak kurang 30 pekerja terlibat dalam pembangunan jalan rabat itu. Tua, muda, petani, buruh, sampai pencari belut turut serta membangun desanya dengan program padat karya tunai (PKT).
Program PKT yang kian digalakkan ini memantik warga untuk terjun langsung berpartisipasi dalam pembangunan desa.
Seperti yang dilakukan di Desa Ramban Kulon, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso, program yang langsung memberi hasil baginpekerjanya ini tengah dijalankan untuk membuat jalan rabat.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo pun meninjau langsung program PKT di Desa Ramban Kulon itu.
"Saya meninjau apakah dana desa terserap tahap 1 dan 2 , ternyata sudah terserap. Selain itu, mengecek apakah PKT jalan. Memang yang mengerjakan masyarakat asli desa dan sesuai UMP setempat," kata Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo, Senin (16/7/2018).
Dia berharap dengan program PKT ini masyarakat mendapat income langsung dan terjadi perputaran ekonomi di desa-desa.
"Saya juga mengapresiasi jumlah kemiskinan yang turun di Bondowoso dari 22 persen menjadi 14 persen," ujarnya selepas meninjau pelaksanaan PKT di Bondowoso.
Mayoritas penduduk di Desa Ramban Kulon bermatapencaharian sebagai petani. Pembangunan akses menuju lahan pertanian menjadi hal yang urgent. Dari hasil musyawarah desa dan kebaikan hati seorang warga, Ahmad Yasin, yang mewakafkan sebagian tanah sawahnya untuk jalan tani, dimulailah pembangunan jalan rabat dengan volume 241x2x0,15 M.
Dari total anggaran dana desa di Desa Ramban sebesar 957.245.000 dialokasikan untuk pembangunan jalan rabat sebesar Rp.94.639.795 dan HOK Rp.26.830.000, pekerja mendapat upah per hari untuk tukang Rp.70.000, untuk buruh Rp.55.000, dengan lama waktu pelaksanaan 14 hari.
Pemanfaatan jalan tani ini bakal menjangkau hingga 129 KK, dilakukan dengan swakelola dan melibatkan masyarakat warga sekitar yang masuk kategori miskin dan buruh.
Latif, Sekretaris Desa Ramban Kulon mengatakan bahwa pelaksanaan jalan rabat ini dinilai penting.
"Akses ini penting untuk pertanian, sebagai akses jalan hasil pertanian dan mempermudah akses para petani. Tadinya jalan berbatu, becek, dan hanya bisa dilewati dengan jalan kaki. Akses perekonomian semakin baik. Dengan adanya PKT mereka bisa bekerja," ungkapnya.
Sementara itu, Pendamping Desa Andiono menyampaikan bahwa tugas pendamping desa adalah untuk mendorong dan menstimulus, adapun yang bergerak adalah masyarakatnya sendiri.
"Kita mendorong transparansi, salah satunya dengan mempublikasikan APBDes di kantor desa juga di jalan-jalan startegis, dan mendorong partisipasi dengan keterlibatan masyarakat di musyawarah desa (musdes)," terangnya.
Terkait dengan program PKT, Hasian, warga mengaku telah dapat menerima manfaatnya. Diakuinya secara ekonomi, PKT mampu membuka lahan pekerjaan bagi masyarakat yang belum memiliki pekerjaan.
"Awalnya becek dan jauh tempat ini. 2015 baru di buka setelah ada dana desa. Dengan dirabat enak sudah manfaatnya, petani yang sebelah bisa lewat semua," ucapnya optimistis.(*)