TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Toto Izul Fatah mengatakan, sosok Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto tepat dijadikan pendamping Joko Widodo dalam pemilu presiden 2019.

Menurutnya banyak nilai plus yang dimiliki Menteri Perindustrian tersebut.

Menurut Toto Izul Fatah, Airlangga adalah ketua umum partai politik besar dan berada di posisi kedua setelah PDI Perjuangan pada pemilu legislatif 2014.

Partai Golkar memiliki 91 kursi di DPR RI atau 16,25 persen.

"Airlangga memiliki basis dukungan yang kuat dari kader dan simpatisan Partai Golkar. Kalau Jokowi memilih Airlangga sebagai cawapres, maka Partai Golkar pasti akan mendukung Jokowi," kata Toto saat dihubungi di Jakarta, Selasa (17/7/2018).

Dirinya memprediksi, kalau Joko Widodo memilih Airlangga sebagai cawapres, maka dapat menaikkan elektabilitasnya secara signifikan.

Sementara prestasi, Airlangga termasuk lima menteri yang dinilai berhasil di Kabinet Kerja.

"Rekam jejak Airlangga juga dinilai baik. Secara moral Airlangga dinilai bersih dan belum pernah ada kasus hukum," katanya.

Toto menambahkan, Airlangga ketika terpilih sebagai ketua umum Partai Golkar pada musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) di Jakarta, pada Desember 2016, juga melakukan langkah berani dengan mendeklarasikan Partai Golkar sebagai partai bersih.

Hal itu langsung menghapus persepsi negatif Partai Golkar saat dipimpin Setya Novanto.

Di sisi lain, Toto juga melihat beberapa kelemahan Airlangga Hartarto yakni belum terlalu populer.

Namun, di bandingkan dengan sejumlah nama lain yang disebut-sebut sebagai bakal cawapres, popularitas Airlangga saat ini yang tertinggi.

"Untuk dipilih sebagai cawapres, Airlangga masih harus banyak melakukan pengenalan diri kepada publik," katanya.

Lebih lanjut Toto mengatakan, Joko Widodo harus jeli memilih cawapres dan harus dapat meyakinkan parpol lain yang merupakan mitra koalisi pendukungnya.