Kiai Maimoen Zubair Tak Meragukan ke-NU-an Mahfud MD
Mahfud MD mengaku sangat kagum kepada Mbah Moen karena dalam usianya yang sudah 90 tahun ulama kharismatik tersebut pikiran dan ingatannya masih tajam
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo
TRIBUNNEWS.COM, REMBANG - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD mendapat ilmu dari banyak orang. Kali ini salah satunya dari Mbah Moen atau KH Maimoen Zubair yang sudah puluhan tahun menjalin silaturrahim.
"Luar biasa. Setelah berdiskusi empat mata berdua dengan Mbah Moen selama satu jam saya sudah merasa mendapat ilmu seperti kuliah dua semester tentang Islam dan kebangsaan," kata Mahfud MD sesaat setelah berkunjung ke kediaman Kiai Maimoen Zubair yang biasa dipanggil Mbah Moen di Sarang, Rembang, Jumat (20/7/2018) kepada Tribunnews.com.
Mahfud MD bersilaturrahim ke rumah tokoh sepuh NU yang sudah bersia 90 tahun itu Jumat sore tanggal 20 Juli kemarin.
Kiai Maimoen langsung mengajak Mahfud MD ke satu ruangan yang khusus untuk berbicara berdua selama sekitar satu jam.
Baca: Mahfud MD Jenguk Kiai Maimoen Zubair di Rembang
Setelah diskusi tertutup berdua Mbah Maimun dan Mahfud bergabung dengan tamu-tamu lain termasuk dengan beberapa wartawan.
Atas pertanyaan tentang adanya isu yang meragukan ke-NU-an Mahfud MD, Mbah Moen tegas menjawab, "Saya tak meragukan bahwa Pak Mahfud MD ini NU tulen. Sejak sebelum Gus Dur jadi Presiden dan saat Gus Dur jadi Presiden bahkan setelah Gus Dur lengser dan sampai sekarang Pak Mahfud sering ke sini. Saya tahu dia tak diragukan sama sekali ke-NU-annya," kata Mbah Moen yang merupakan ulama NU yang sangat disegani saat ini.
Mahfud MD sendiri mengaku sangat kagum kepada Mbah Moen karena dalam usianya yang sudah 90 tahun ulama kharismatik tersebut pikiran dan ingatannya masih sangat tajam.
Baca: Ketika Jokowi Umumkan Cawapres, Apakah Semuanya Merasa Happy dan Tetap Memberi Dukungan Penuh?
"Beliau masih ingat detail sejarah Nabi dan sahabat-sahabatnya serta semua kebijakan negaranya yang madani, juga hafal sejarah perjuangan dan persahabatan Bung Karno dan Kiai Hasyim Asy’ari serta paham kenegaraan, kebangsaan, dan keaganaan keduanya," kata dia.
Kiai Maioeun, menurutnya, bisa dicatat sebagai referensi penting tentang nasionalisme Indonesia yang religius pada saat ini.