Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Masih Ada Suap di Lapas, KPK: Kerja Keras Penyidik dan Penuntut Umum Sia-sia

OTT yang dilakukan di Lapas Sukamiskin Bandung, Jawa Barat menjadi catatan sendiri bagi KPK.

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Masih Ada Suap di Lapas, KPK: Kerja Keras Penyidik dan Penuntut Umum Sia-sia
Tribunnews/JEPRIMA
Kalapas Sukamiskin Wahid Husen saat meninggalkan gedung KPK usai ditetapkan sebagai tersangka di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Sabtu (21/7/2018). KPK menemukan adanya uang sejumlah Rp 139.300.000 dari dalam sel lapas napi korupsi Fahmi Darmawansyah. Selain itu, ada sejumlah catatan terkait sumber uang. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan di Lapas Sukamiskin Bandung, Jawa Barat menjadi catatan sendiri bagi KPK.

Pasalnya, Lapas yang digunakan untuk menjalani hukuman bagi para napi korupsi itu masih bisa dikong-kalikong dengan membayar uang ratusan juta rupiah.

‎"Kerja keras penyidik dan penuntut umum memproses dan membuktikan kasusnya menjadi nyaris sia-sia ketika terpidana korupsi masih mendapat ruang transaksional di Lapas dan menikmati fasilitas berlebihan. Bahkan dapat keluar masuk tahanan secara leluasa," papar Juru Bicara KPK, Febri Diansyah, Minggu (21/7/2018).

Baca: KPK Ingatkan Seluruh Kalapas di Indonesia

Febri merasa sejauh ini korupsi masih masif terjadi di Lapas, sehingga ‎komitmen bersama pemerintah dan semua pihak terhadap pemberantasan korupsi dipandang sulit terwujud.

Dalam perkara ini, Kapalas Sukamiskin, Wahid diduga menerima suap berupa uang ratusan juta dan dua mobil dalam jabatannya sebagai Kalapas Sukamiskin sejak Maret 2018 berkaitan dengan pemberian fasilitas, izin luar biasa yang seharusnya tidak diberikan kepada napi.

Fahmi Darmawansyah, napi korupsi dikasus ini juga menjadi tersangka karena memberikan suap pada Wahid untuk mendapatkan fasilitas khusus di kamar tahanannya.

Bahkan Fahmi yang juga suami Inneke Koesherawati ini juga diberikan kekhususan untuk mudah keluar masuk Lapas Sukamiskin.

Berita Rekomendasi

Penerimaan itu diduga diperantarai oleh orang dekat Wahid dan Fahmi yakni Andri Rahmat (narapidana tahanan kasus pidana umum yang juga orang kepercayaan Fahmi) dan Hendri Saputra (PNS Lapas Sukamiskin)‎.

Atas perbuatannya, keempat tersangka telah dijebloskan ke dalam tahanan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas