Rumah Zakat Salurkan ZIS Para Donatur Kepada 27 Juta Warga
Rumah Zakat konsen dalam bidang ketahanan pangan dan pemenuhan gizi masyarakat melalui optimalisasi program ibadah qurban
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selama 20 tahun beroperasi, Rumah Zakat telah menyalurkan amanah Zakat, Infak, Shadaqah (ZIS) para donatur kepada lebih dari 27 juta Penerima Layanan Manfaat (PLM).
Mereka yang tediri dari 9.268.338 PLM di bidang kesehatan, 5.933.392 PLM di bidang pendidikan, 4.159.213 PLM di bidang ekonomi dan 8.049.985 PLM di bidang lingkungan yang tersebar dari Aceh hingga Papua.
Adapun beragam program pemberdayaan di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lingkungan tersebut diimplementasikan di 1.194 Desa Berdaya yang tersebar di 207 kabupaten kota.
“Saat ini, Rumah Zakat telah memiliki 8 Klinik Pratama, 51 Ambulance, 20 Mobil Klinik, 18 Sekolah Juara dan 2 Mobil Juara yang semuanya berasal dari dana Zakat, Infak dan Sedekah para donatur,” jelas CEO Rumah Zakat, Nur Efendi, Kamis (26/7/2018).
Dikatakannya, Rumah Zakat konsen dalam bidang ketahanan pangan dan pemenuhan gizi masyarakat melalui optimalisasi program ibadah qurban.
"Salah satu aspek yang kami perhatikan dalam upaya pemberdayaan masyarakat adalah pemenuhan gizi, terutama sumber protein bagi para penerima manfaat. Dengan gizi yang seimbang, masyarakat desa akan memiliki energi untuk lebih produktif, maju, dan berdaya," tutur Nur Efendi.
Baca: PayPro Jalin Kerjasama dengan Rumah Zakat
Menurut Nur, berdasarkan data OECD 2015, tingkat konsumsi daging di Indonesia saat ini masih rendah, yakni 11,6 kilogram per kapita per tahun.
Sementara angka ideal konsumsi daging sebanyak 34,19 kilogram per kapita per tahun.
"Kita berada jauh di bawah Vietnam, Malaysia, Thailand, untuk jumlah konsumsi daging ini. Jika hal ini tak dicarikan solusi, maka upaya pemberdayaan yang kita lakukan akan memiliki kedala yang cukup besar," ungkapnya.
Salah satu upaya yang dilakukan Rumah Zakat sejak tahun 2000 adalah melalui pengelolaan daging qurban menjadi kornet dan rendang, yang dikenal dengan Superqurban.
Momen Idul Qurban dapat menjadi saat yang tepat bagi umat muslim untuk menyediakan sumber protein hewani, sehingga dapat dimanfaatkan lebih lama dan berkelanjutan.
Melalui Superqurban, daging qurban dapat dioptimalkan menjadi cadangan makanan sebagai ikhtiar terwujudnya ketahanan pangan Indonesia dan dunia.