Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketua MUI NTT Ajak Kaum Muda Rawat Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) menggelar Seminar Kebangsaan dengan tema: “Meneguhkan Kembali Semangat

Penulis: FX Ismanto
zoom-in Ketua MUI NTT Ajak Kaum Muda Rawat Persatuan dan Kesatuan Bangsa
TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO
Pertemuan Pemuda Katolik dan Alumnus Lemhannas: - Rm. Y. Kurniawan Jati (baju merah, PPRA LVI Lemhannas RI), Ketua Pemuda Katolik Pemuda Katolik Marcus Budi S (tengah) dan AM. Putut Prabantoro (berbaju hitam, PPSA XXI - Lemhannas RI). 

TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) menggelar Seminar Kebangsaan dengan tema: “Meneguhkan Kembali Semangat #Kita_Indonesia di Aula Universitas Katolik Widya Mandira Penfui, Kupang pada, Jumad, 10 Agustus 2018.

AM. Putut Prabantoro (berbaju hitam, PPSA XXI -  Lemhannas RI).
AM. Putut Prabantoro (berbaju hitam, PPSA XXI - Lemhannas RI). (TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO)

Kegiatan ini merupakan rangkaian road show kebangsaan di 15 kota di Indonesia dan Kota kupang sebagai kota tujuan pertama. Kegiatan road show kebangsaan ini digelar dengan melihat kondisi bangsa hari ini. Bahwa ketegangan yang ditimbulkan oleh viralnya frasa “Tahun politik” begitu dahsyat, sehingga dampak psikologisnya pun dirasakan hingga ke pelosok negeri.

Lebih dari itu, yang menegangkan justru ketika merebaknya isu-isu fundamentalisme agama dikalangan akar rumput yang dengan garang memisahkan antara kami dan kamu dari bingkai kekitaan. Rasa persaudaraan yang selama ini terbangun begitu apik diatas fondasi kebhinekaan tergilas oleh pesona primordialisme yang menampilkan wajah SARA demi kepentingan dan tendensi negatif. Isu-isu atas nama suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) tak lain hanya menegaskan eksklusivitas identitas sektarian dalam bingkai berpikir yang sempit dan picik, namun dampaknya begitu luas pada kehidupan berbangsa dan bernegara.

Terhadap fenomena tersebut di atas, Ketua Majelis Ulama Indonesia Provinsi NTT, Drs. Abdul K. Makarim hadir sebagai narasumber mengatakan, bangsa Indonesia memiliki banyak keragaman meliputi ragam suku, adat, budaya dan agama di Indonesia menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang beragam.

Lebih lanjut, Makarim menegaskan, dari keragaman – keragaman ini, terbentuklah bangsa ini. Keragaman ini menjadikan Indonesia memiliki kekhasan tersendiri di mata dunia. Lihat saja bangsa lain, mereka tidak mampu mempersatukan keragaman/perbedaan yang ada sehingga muncullah perpecahan ataupun konflik. Namun, Indonesia mampu mempersatukan perbedaan – perbedaan itu. Sehingga kita sangat diperhitungkan oleh bangsa lain.

Keragaman bangsa kita ini tidak membuat perpecahan diantara kita, malah mampu memperat dalam tali persatuan. Untuk itu, sebagai generasi muda zaman now agar selalu menggali sejarah bangsa, membangun nasionalisme dalam diri kita masing-masing, serta memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa, ajak Makarim.

Nusa Tenggara Timur sebagai provinsi yang majemuk, telah membuktikan akan semangat persatuan dan kesatuan dalam hidup berbangsa dan bernegara di Indonesia. Ketika hadir dalam berbagai forum nasional saya selalu menyerukan bahwa NTT itu Nusa Tinggi Toleransi, itulah yang saya serukan berulang kali, kata Makarim diakhir pembicaraannya.

Berita Rekomendasi

Selanjutnya, Sekretaris Jendral PP PMKRI, Thomson Silalahi ketika ditemui disela – sela mengatakan bahwa ‘Kita Indonesia’ sebagai tema besar yang diangkat oleh Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia sebagai tagline moral politik pembinaan-perjuangannya, menjadi relevan dengan konteks Indonesia hari ini. #Kita_Indonesia sebagai seruan moral sekaligus gerakan politik untuk menjahit kembali tenun kebangsaan yang terkoyak oleh arogansi identitas keakuan, kekamian, keagamaan, dan kesukuan.

#Kita_Indonesia sebagai sebuah gerakan yang tidak hanya menghendaki persatuan Indonesia namun menentang gerakan-gerakan yang mengoyak tenun kebangsaan kita. Oleh karena itu, PMKRI secara konsisten menggaungkan gerakan #Kita_Indonesia di 15 Kota di Indonesia agar gerakan ini menjadi ‘serum’ perdamaian yang mempersatukan seluruh anak bangsa demi memajukan Indonesia lebih baik lagi, ujar Thomson.

Dilain sisi, Ketua Presidium PMKRI Cabang Kupang, Engelbertus Boli Tobin, dalam pidatonya mengatakan, refleksi kita atas koyaknya persatuan Indonesia tidak dapat dipisahkan dari persoalan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan problem kemanusiaan. Ketidakadilan yang berdampak langsung pada kesenjangan ekonomi dan memicu terjadinya pelanggaran hak asasi manusia menimbulkan gerakan-gerakan yang ingin menggantikan dasar negara (Pancasila) dengan ideologi yang datang dari luar.

Terhadap situasi tersebut, pemerintah perlu lebih serius mewujudkan keadilan berpijak di atas kepentingan semua dan di atas segalanya perlu menghormati martabat kemanusiaan. Pemerintah dinilai belum mampu mewujudkan cita-cita pendirian bangsa: terwujudnya kesejahteraan umum di segala aspek kehidupan, tutur Obi.

Untuk diketahui, kegiatan seminar kebangsaan ini diikuti oleh seluruh elemen, baik masyarakat umum, tokoh agama, mahasiswa maupun pelajar, serta pimpinan organisasi kemasyarakatan. Kegiatan seminar kebangsaan ini mampu menarik simpati dan antusias dari sejumlah elemen masyarakat khususnya kaum milenial sehingga peserta yang hadir dalam kegiatan ini berjumlah 700-an orang. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas