IPW: Sistem Kaderisasi Tak Terganggu Jika Komjen Ari Dono Jadi Wakapolri
Neta S Pane mengapresiasi terpilihnya Komjen Pol Ari Dono Sukmanto sebagai Wakapolri menggantikan Komjen Pol Syafruddin.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch ( IPW) Neta S Pane mengapresiasi terpilihnya Komjen Pol Ari Dono Sukmanto sebagai Wakapolri menggantikan Komjen Pol Syafruddin.
Menurut IPW, Ari Dono yang kini menjabat Kabareskrim Mabes Polri itu adalah salah satu Komjen senior di Polri yang juga satu angkatan dengan Wakapolri sebelumnya, yakni Akpol 85.
"Dengan diangkatnya Ari Dono sebagai Wakapolri, sistem kaderisasi yang dibangun Polri selama ini tidak terganggu," ujarnya dalam keterangannya kepada Tribunnews.com, Jumat (17/8/2018).
Dengan diangkatnya Ari Dono, menurut dia, Polri komitmen dan konsisten dengan dirinya sendiri dan tidak membiarkan adanya "aksi lompat pagar" dalam penempatan jabatan.
Dengan demikian jajaran kepolisian maupun masyarakat percaya pada sistem kaderisasi di Polri.
Jika "aksi lompat pagar" dibiarkan terjadi di Polri, kata dia, kader kader kepolisian akan frustrasi dan mereka akan hilang harapan, karena sistem kaderisasi tidak punya kejelasan.
Sebab Wakapolri adalah jabatan karier paling tinggi di kepolisian, sedangkan jabatan Kapolri lebih bersifat politis dan menjadi hak prerogatif presiden.
"Sehingga Pati yang berhak ikut dipilih dalam Wanjakti adalah Pati yang berpangkat Komjen, meski kemudian penentuan finalnya tetap Kapolri yang memutuskan," jelasnya.
Sistem urut kacang yang tentunya mempertimbangkan kualitas, kapasitas dan kapabilitas para calon ini, imbuhnya, akan lebih menghargai institusi ketimbang membiarkan adanya "aksi lompat pagar" dalam penunjukkan jabatan Wakapolri.
Lebih lanjut menurut dia, jika Kabareskrim Ari Dono dipilih jadi Wakapolri, ini sama seperti era Komjen Makbul Padmanegara yang dari Kabareskrim menjadi Wakapolri.
Apalagi Ari Dono sendiri sudah cukup lama bertugas di lingkungan elit Mabes Polri.
"Dimulai dari Wakabareskrim dan Kabareskrim, sehingga sangat memahami dinamika yg terjadi di tataran elit kepolisian dan pemilihannya sebagai Wakapolri adalah solusi yg tepat di tengah panasnya tarik menarik proses pemilihan Wakapolri."
Dengan naiknya Ari Dono dipastikan Kapolda metro Idham Azis akan menjadi Kabareskrim menggantikan posisi yang ditinggalkan Ari Dono.
Diberitakan Polri akhirnya memutuskan untuk mengangkat Komjen Pol Ari Dono Sukmanto sebagai Wakapolri menggantikan Komjen Syafruddin.
"Nanti hari ini 17 Agustus jam 14.00 WIB akan ada pelantikan Wakapolri dan Sertijab Kabareskrim Polri nanti silakan hadir," ujar Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto, kepada wartawan di Mabes Polri, Jln Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (17/8/2018).
Ari Dono selama ini dikenal sebagai Kabareskrim Polri. Setyo tidak membantah jika Ari Dono ditunjuk oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian sebagai Wakapolri.
"Ya kira kira begitu, nanti kita lihat," tegas Setyo.
Setyo mengungkapkan bahwa dipilihnya Ari Dono telah melalui pertimbangan dari Wanjakti.
"Ya itu dari Wanjakti ya, Pak Kapolri menentukan setelah ada masukan dari Wanjakti. Tentu dengan berbagai pertimbangan yang terbaik," jelas Setyo.
Sebelumnya diberitakan, Komjen Pol Syafruddin resmi menjadi menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB). Dirinya diambil sumpahnya oleh Presiden Joko Widodo, di Istana Negara, Rabu 15 Agustus 2018.
Syafruddin menggantikan menteri sebelumnya, Asman Abnur, yang mundur karena merupakan perwakilan Partai Amanat Nasional (PAN), yang memilih untuk tidak mengusung Joko Widodo pada Pilpres 2018.
Diangkat Syafruddin membuat posisi Wakapolri menjadi kosong. Sempat dikabarkan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Idham Azis bakal mengisi posisi tersebut.