Juru Bicara PSI Respon Pernyataan Mardani Ali Sera
Ia mengungkap, sebelumnya Mardani mengatakan tagar 2019 ganti presiden akan hilang kalau harga telur 11 ribu Rupiah, daging 50 ribu R
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dedek Prayudi merespon pernyataan Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera.
Ia mengungkap, sebelumnya Mardani mengatakan tagar 2019 ganti presiden akan hilang kalau harga telur 11 ribu Rupiah, daging 50 ribu Rupiah dan listrik murah.
"Pak Mardani, sudahlah, jangan bohongi rakyat tentang ekonomi dan tagar ini, kasihan rakyat disuguhi permainan tidak jujur para elite," sindir politisi muda yang kerap disapa Dedek ini, Kamis (30/8/2018).
Pria berdarah Minang ini menambahkan, justru kenaikan daging dan telur sangat terkendali. "Kalau kita mau jujur, data resmi Kementrian Perdagangan menyebutkan bahwa kenaikan harga beras telur dan daging di era pak Jokowi ini sangat terkendali, alalagi kalau dibandingkan era pak SBY. Mungkin karena PKS berada di koalisi SBY, jadi dulu pak Mardani tidak permasalahkan," ujarnya.
Uki kemudian membandingkan kenaikan tiga komoditas dasar tersebut di jaman pemerintahan Jokowi dan SBY. "Pada tahun 2010-2013, beras mengalami kenaikan sebesar 9%, daging 11% dan telur 7,4%. Sedangkan di era Pak Jokowi, beras mengalami kenaikan harga sebesar 6%, daging 5,75% dan telur 5,3%. Data ini adalah data resmi Kementrian Perdagangan yang dapat dipertanggungjawabkan," sambung Uki.
"Pengurangan subsidi listrik memang sesuatu yang tidak bisa dihindari, demi mewujudkan keadilan sosial, yakni pengaliran listrik untuk 12 juta rakyat Indonesia yang belum teraliri listrik," kata dia.
"Hasilnya, data Kementrian ESDM menyebutkan bahwa sudah lebih dari 10 juta rakyat Indonesia yang tadinya belum punya akses listrik kini sudah dapat aliran listrik pada 2017," jelas Uki.
Uki juga menyinggung data BPS bahwa telah terjadi peningkatan daya beli yang konsisten sehingga kenaikan harga tidak menyurutkan belanja dan konsumsi masyarakat.
"Pasar nggak pernah sepi, daging, beras, telur semua tetap dibeli masyarakat. Ini mencerminkan data BPS yang menyebutkan terjadi peningkatan daya beli masyarakat dari tahun ke tahun di jaman pak Jokowi, bahkan tercatat Lebaran kemarin belanja masyarakat meningkat 20% dari belanja lebaran tahun lalu," ujarnya.
Oleh karena kondisi ekonomi yang baik, Uki menilai tagar 2019 ganti presiden yang dibentuk oleh Mardani Ali Sera itu bukan soal ekonomi, melainkan politik.
"Pak Mardani mungkin jarang ke pasar dan tak paham data, jadi ngawur. Kalau telur 11 ribu, bisa marah peternak ayam dan distributor pakan. Tagar 2019 ganti presiden itu menurut saya bukan tentang kondisi ekonomi, tagar itu tentang syahwat politik kelompok tertentu yang tidak berani jujur," Uki menegaskan.