Ketua Presidium Alumni 212 Bicara Dugaan Persekusi terhadap Ulama
Cara pertama, dikatakan Slamet, adalah dengan menawarkan kekuasaan Mekah kepada Rasul dan itu mirip dengan apa yang terjadi saat ini.
Penulis: Reza Deni
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Presidium Alumni 212 Slamet Ma'arif menyebut, persekusi para ulama oleh rezim pemerintahan Indonesia saat ini bisa dibilang pengulangan sejarah semasa hidupnya Nabi Muhammad SAW.
"Ketika rasul datang membawa risalah dakwah dan dianggap membahayakan oleh sekelompok orang di Mekah, maka ada tiga cara yang dilakukan kepada Rasul," ujarnya di Gedung Joang 45, Jakarta Pusat, Kamis (13/9/2018).
Cara pertama, dikatakan Slamet, adalah dengan menawarkan kekuasaan Mekah kepada Rasul dan itu mirip dengan apa yang terjadi saat ini.
"Rasul lulus di ujian pertama, tapi sayangnya yang mengaku sunatullah banyak yang enggak lulus di sini," ujarnya.
Baca: Presidium Alumni 212 Sebut Habib Rizieq Korban Persekusi Terdahsyat di Indonesia
Cara yang kedua dilakukan yakni dengan membagi waktu ibadah Rasul saat itu.
"Tapi Rasul kembali menolak dan lulus di ujian yang kedua ini," tambahnya.
Kemudian cara ketiga inilah, dikatakan Slamet, intimidasi dan persekusi dilakukan kepada Rasul oleh kaum yang membencinya.
"Di Indonesia ini kelihatannya muncul (persekusi)," tambahnya diikuti seruan takbir dari para peserta diskusi.
Dirinya pun memuji Gus Nur, Ustaz Felix Siauw, dan Ismail Yusanto yang kerap mengalami persekusi saat hendak menyiarkan dakwah mereka.
"Berarti mereka sudah melewati dua tahap awal, alhamdulillah," pungkasnya.