Respons Grab Sikapi Aksi Unjuk Rasa Mitra Pengemudinya
Aksi unjuk rasa tersebut menuntut tiga hal yang masih sama dari demo-demo sebelumnya.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para pengemudi Grab khususnya yang tergabung dalam Gerakan Aksi Roda Dua (Garda) melakukan aksi unjuk rasa di Kantor Grab di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Rabu (19/9/2018).
Aksi unjuk rasa tersebut menuntut tiga hal yang masih sama dari demo-demo sebelumnya.
Pertama mengenai perjanjian kemitraan antara aplikator dan pengemudi ojek online yang adil dan transparan.
Baca: Warga Sebut Tiga Anggota Densus 88 Pilih Naik Angkot ke Mako Brimob Pascamobil Tahanan Terguling
Kedua, agar Grab menggunakan mekanisme tarif dasar berdasarkan rumus transportasi bukan supply demand algoritma.
Ketiga, hilangkan potongan komisi 20 persen bagi aplikator.
Menanggapi hal tersebut, Grab Indonesia melalui Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata memastikan Grab tidak akan menaikkan tarif.
Alasannya kenaikan tarif bisa memicu penumpang berpindah ke aplikasi lain dan menyebabkan penurunan pendapatan bagi para driver.
Saat ini tarif jarak pendek Grab sebesar Rp 2.300.
Baca: 810 Honorer K2 di Indramayu Tak Bisa Ikut Tes CPNS
"Tuntutan gak ada yang berubah, kita sudah jawab ratusan mitra bekerja yang bekerja secara normal bisa dapat untung banyak. Kalau dinaikan dan jadi mahal yang terkena imbasnya dari mitra pergi kan pengemudi," tutur Ridzki kepada Tribunnews.com, Rabu (19/9/2018).
Sementara itu mengenai masalah komisi 20 persen, Ridzki menyebutkan keuntungan tersebut digunakan lagi untuk pelayanan kepada driver dan pengemudi dengan peningkatan fitur map maupun chat.
"Komisi diinvestasikan lagi untuk pengembangan teknologi untuk mitra dan penumpang. Adanya GPS biar ga nyasar, bisa chat gak perlu biaya pulsa untuk telepon ada, tombol darurat, dan fitur-fitur canggih lainnya," papar Ridzki.
Baca: Memphis Depay Sempat Bikin Kecewa Louis van Gaal kata Wayne Rooney
Secara jumlah Ridzki mengemukakan jumlah driver yang demon terus mengalami penurunan.
Pihak Grab pun tidak melarang jika akan kembali dilakukan demo asalkan tidak anarkis.
Jika kedapatan ada yang anarkis, Grab akan langsung memberikan sanksi berupa pemutusan dan diblakclist dari Grab.
"Kita tidak larang, boleh demo silahkan saja tapi klau anarkis gak mau dong penumpang punya driver begitu jadi untuk kegiatan anarkis akan kita blaclist," kata Ridzki.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.