TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktivis gerakan #2019gantipresiden mengaku peristiwa persekusi yang dialaminya beberapa waktu lalu berbuntut panjang.

Kini dirinya merasa diciptakan sebagai sosok yang mengerikan di tengah masyarakat.

Ia mengatakan kini sering berhadapan dengan aparat penegak hukum yang dipersenjatai dengan senjata api laras panjang.

“Saya seolah-olah diciptakan sebagai sosok yang mengerikan di antara masyarakat, saya sekarang biasa ke mana-mana bertemu dengan aparat keamanan yang memegang senjata laras panjang,” ujar Neno saat menyampaikan laporan ke Komnas HAM, Jakarta Pusat, Selasa (25/9/2018).

Ia pun menceritakan bahwa dirinya juga menemui penjagaan yang sangat ketat tatkala mengisi pengajian di dekat rumahnya di Depok, Jawa Barat.

“Bahkan saya mau isi pengajian di dekat rumah saja ada aparat keamanan yang menjaga, saya kemudian menyampaikan secara bercanda bahwa lama-lama saya juga akan menemui aparat keamanan yang berjaga saat pulang ke rumah saya sendiri,” ceritanya kepada Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik.

Neno pun menegaskan bahwa penjagaan oleh aparat terlalu berlebihan lantaran gerakan #2019gantipresiden tak ada afiliasi dengan kekuatan politik mana pun.

“Ini kan gerakan moral, saya juga heran di mana pelanggarannya, di mana disintegrasinya, di mana radikalnya, kami hanya ibu-ibu yang sedikit melek politik yang ingin penerus bangsa ini memiliki moral yang baik,” tegasnya.