Beredar Kabar Warga Blokade Bandara Palu, Airnav Indonesia: Itu Hoaks
Airnav Indonesia memastikan pesan berantai soal pemblokadean Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, Palu, adalah kabar bohong
Penulis: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Airnav Indonesia memastikan pesan berantai soal pemblokadean Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, Palu, adalah kabar bohong alias hoaks.
Sebelumnya sempet beredar pesan berantai, terkait pemblokadean Mutiara Sis Al-Jufri oleh warga yang terdampak gempa dan tsunami. Berikut pesan yang beredar:
"Info terkini dari lanud. Pesawat Boeing maupun Hercules tidak bisa mendarat dan tidak bisa terbang ke dari Makassar-Palu maupun sebaliknya karena di bandara Mutiara sedang doblokade warga. Pemberangkatan lagi di- hold sampai suasana kondusif dan untuk waktu yang tidak ditentukan."
Yohanes Sirat, Manajer Humas Airnav Indonesia, mengatakan kabar tersebut tidak benar. Penumpukan orang memang ada, tapi kondisi terkendali.
Yohanes mengatakan, kabar yang diterima dari Airnav Palu kondisi aman dan terkendali.
"Petugas di lapangan aman-aman saja. Apron aman. Pesawat aman. Saat ini ada 3 pesawat mau landing di Palu," ujarnya.
Yohanes meminta masyarakat tidak langsung mempercayai berita dan informasi yang belum tentu benar dan belum terkonfirmasi.
Beroperasi Terbatas
Pasca musibah gempa bumi yang mengguncang Palu, Donggala dan daerah sekitarnya, kerusakan terjadi pada beberapa infrastruktur jalan maupun pelayanan umum termasuk pada fasilitas transportasi udara seperti Bandara Mutiara SIS Al-Jufri Palu.
Setelah mengalami penutupan operasional pasca gempa bumi, Bandara Mutiara Sis Al-Jufri kembali dibuka per 30 September 2018 pukul 08.57 WITA untuk penerbangan komersial namun terbatas karena mengutamakan kegiatan emergency, SAR dan kemanusiaan. Hal tersebut sesuai dengan informasi resmi yang dikeluarkan oleh Airnav Indonesia (Notam Nomor H0778/18).
Direktur Navigasi Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Elfi Amir mengiyakan operasional terbatas tersebut dikarenakan pada awal runway 33 mengalami kerusakan yang cukup parah sekitar 250 meter sehingga runway tidak dapat dipergunakan seluruhnya.
"Sesuai notam yang dikeluarkan Airnav nomor 0754/18, Bandara Mutiara dapat digunakan untuk take off dan landing, tapi tidak seutuhnya karena pada sisi runway 33 mengalami retak yang cukup dalam", ujar Elfi.
Lebih lanjut Elfi menyatakan bahwa pesawat yang beroperasi di Bandara Mutiara tersebut saat ini hanya pesawat yang menggunakan sistem prosedur Visual Flight Rules.
"Karena alasan kelistrikan, sistem navigasi yang dipakai Bandara di Palu hanya untuk pesawat yang memiliki prosedur navigasi VFR, saya harap petugas ATC selalu sigap dalam memantau penerbangan di bandara dan sekitarnya, untuk itu kami tidak merekomendasikan pesawat tipe jet untuk beroperasi", lanjut Elfi.
Hal tersebut tertuang dalam Notam Airnav H0785/18, Yang menginformasikan bahwa sampai dengan estimasi tanggal 4 Oktober 2018 pukul 07.59 WITA, khusus untuk penerbangan komersial, dikarenakan pemberlakuan Nose Out Parking Procedure, maka tidak dapat melayani pesawat jet.