Anjas Terus Berjuang Temukan Istri dan Anaknya yang Hilang Pascagempa di Palu
Berkilo-kilo meter mengelilingi kota, mulai dari Perumnas Balaroa hingga akhirnya Anjas tiba di Rumah Sakit Anutapura, Kota Palu pada Kamis ini.
Editor: Malvyandie Haryadi
“Saya juga sempat imbau orang-orang itu untuk bergegas, sebab saya lihat juga ada titik api di salah satu sudut perumnas. Saya khawatir api akan menyebar karena angin begitu kencang saat itu, dan hari juga sudah mulai gelap,” jelasnya.
Baca: Ridwan Kamil Tuntut Keadilan, Nilai Sanksi PSSI Terhadap Persib Bandung Terlalu Berlebihan
Setelah berhasil sampai di Jalan Kelor Perumnas Balaora, mereka berusaha mencari pertolongan.
Anjas kembali mencari istri dan anak keduanya yang hilang dengan mengelilingi perumnas secara keseluruhan. Sambil menggendong anaknya, Anjas abaikan kegelapan malam dan juga rasa sakit pada kakinya.
“Saya cari dengan panggil-panggil nama mereka. Saya teriak, ‘Atri, Fajar, kalian di mana?’, keras-keras saya teriak. Sudah mengelilingi berkali-kali, tetap tidak berhasil ketemu,” kata Anjas.
Sebab tak tega jika terus berjalan dengan anak pertamanya, malam itu Anjas memilih pergi mencari tempat untuk mengungsi. Awalnya Fajar mengungsi di Terminal Pasar Lama Palu, namun keesokan paginya ia pindah ke pelataran Hotel Buana.
“Saya antar anak saya ke halaman depan Hotel Buana yang saya anggap aman untuk mengungsi, setelah itu saya keliling lagi mencari istri dan anak kedua saya, Atri dan Fajar,” paparnya.
Menurut Anjas, tidak ada yang bisa menghalangi upayanya mencari istri dan anaknya. Meski kondisi kakinya masih belum pulih, ia akan terus mencari keduanya.
“Bagaimanapun, akan terus saya cari. Saya optimis mereka masih hidup, mungkin saja mereka diselamatkan orang dan dibawa mengungsi. Jika tidak selamat pun, saya akan tetap terima kehendak-Nya, yang penting mereka ketemu,” pungkas Anjas.
Anjas adalah satu dari sekian banyak kisah warga Palu yang berada dalam kekalutan karena kehilangan anggota keluarga pasca tsunami dan gempa. Keinginan Anjas hanya satu, bertemu dengan anggota keluarganya yang hilang, apapun kondisinya.
Tak ingin hanya berdiam diri dan menunggu kabar yang belum pasti, berbagai upaya dilakukan, mulai dari melapor ke tim evakuasi, berjalan kaki berkilo-kilometer mendatangi tiap rumah sakit, hingga melakukan pencarian seorang diri dengan cara apapun; seperti yang dilakukan oleh Anjas. []