Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jokowi Ingatkan Regulasi Tak Boleh Hambat Inovasi

"Hasilnya, inovasi tumbuh pesat dan tidak hanya menghasilkan peningkatan kesejahteraan dan keuntungan ekonomi," ucapnya

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Jokowi Ingatkan Regulasi Tak Boleh Hambat Inovasi
Biro Pers Setpres/Laily Rachev
Presiden Joko Widodo melakukan sesi foto bersama dengan Managing Director International Monetary Fund (IMF), Christine Lagarde dan delegasi lainnya pada saat acara Annual Meetings IMF and World Bank Group di The Westin Resort Hotel, Bali, Kamis (11/10/2018) 

TRIBUNNEWS.COM, BALI - Saat berbicara pada forum Bali Fintech Agenda di The Westin Resort Hotel, Bali, Presiden Joko Widodo mengatakan, Inovasi dan perkembangan teknologi yang sedemikian cepat akan selalu menuntut perubahan.

Dalam banyak kasus kecepatan inovasi dan kreativitas para pelaku usaha, utamanya yang bergerak di bidang teknologi, lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan birokrasi untuk membuat peraturan dan prosedur yang bisa memayungi praktik bisnis yang belum pernah ada.

Baca: Di IMF-WB 2018, 14 BUMN Tandatangani Investasi Senilai Rp 202 Triliun

Presiden mengingatkan kembali akan sebuah langkah visioner yang dilakukan Bill Clinton ketika menghadapi masalah serupa dalam kurun 90-an lalu.

"Hal yang memungkinkan terjadinya booming internet pertama ini adalah sebuah keputusan visioner dari pemerintahan Bill Clinton untuk menciptakan sebuah tatanan regulasi yang dikenal dengan dua prinsip: light touch dan safe harbor," ujarnya dalam keterangan pers Biro Pers Istana Kepresidenan, Kamis (11/10/2018).

Regulasi itu pada intinya memungkinkan para inovator untuk terus berkembang tanpa khawatir menabrak aturan yang sebelumnya berlaku.

"Hasilnya, inovasi tumbuh pesat dan tidak hanya menghasilkan peningkatan kesejahteraan dan keuntungan ekonomi, tapi juga menempatkan fondasi bagi internet modern saat ini," kata Presiden.

Meski peristiwa tersebut telah berlangsung hampir 25 tahun lampau, perkembangan teknologi dan inovasi saat ini menghadapkan banyak pemerintahan di berbagai negara kembali menghadapi masalah serupa.

BERITA REKOMENDASI

Teknologi telah semakin berkembang dan menjangkau jauh ke dalam fondasi-fondasi ekonomi yang menggerakkan kehidupan saat ini. Metode pembayaran modern seperti Paypal, AliPay, Apple Pay, atau Go-Pay yang tumbuh pesat di negara kita menjadi salah satu bukti perkembangan itu.

"Layaknya booming internet hampir 25 tahun lalu, kita tidak boleh terburu-buru untuk meregulasi inovasi-inovasi baru tersebut melainkan memberi ruang bagi inovasi dan eksperimen tersebut untuk tumbuh terlebih dahulu," tuturnya.

Presiden mengatakan, inovasi lahir dari eksperimen dan kebanyakan dari eksperimen berakhir dengan kegagalan. Menghukum kegagalan berarti mengerdilkan eksperimen dan tanpanya tidak akan pernah ada inovasi.

"Dengan demikian, akan bertentangan bila kita bicara tentang perlunya inovasi namun menghukum kegagalan secara berlebihan (dengan regulasi yang mengekang)," ucapnya.

Oleh karenanya, Presiden Joko Widodo memandang regulasi pemerintah yang mengekang atau membatasi gerak kreatif para pelaku usaha hanya akan mendorong mereka semakin menjauh bahkan melebihi ruang lingkup yang diatur.


"Hal tersebut hanya akan mendorong kegiatan ekonomi menjauh dari ruang siber di mana kita bukan hanya tidak bisa mengaturnya, kita juga bahkan tidak tahu apa yang terjadi hingga akhirnya kita sadar bahwa kita terlambat," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Presiden mengakui bahwa pihaknya masih memiliki pekerjaan besar soal keterbukaan regulasi terhadap inovasi tersebut dalam birokasi di Indonesia.

Baca: Mario Gomez Sebut Banyak Orang Kotor di Sepak Bola Indonesia

Dirinya memahami bahwa apa yang dilakukan Bill Clinton di masa lalu adalah sebuah kebijakan yang tetap relevan dan realistis untuk mendukung tumbuh suburnya inovasi di masa kini.

"Saya harap kita semua saling membantu, untuk mendorong keterbukaan terhadap standar global dan platform global," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas