Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kabar Relawan Asing Diusir, Polri: Hoaks Itu

Dirinya menilai kebijakan itu menyulitkan relawan asing membantu para pekerja dan sukarelawan dari Indonesia.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Kabar Relawan Asing Diusir, Polri: Hoaks Itu
HO/MRI ACT Kaltim
ilustrasi.Personel ACT Kaltim bersama tim SAR gabungan melakukan pencarian korban, serta evakuasi di beberapa wilayah yang terdampak gempa dan tsunami, di antaranya di Rumah Sakit Undata, hotel Roa Roa dan Betobo. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, membantah kabar yang menyatakan bahwa terdapat pengusiran terhadap relawan asing di lokasi bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.

Dedi menegaskan bahwa kabar tersebut bohong atau hoaks.

"Hoaks itu. Pada saat evakuasi relawan asing cukup banyak Jepang, Korea, Singapura hadir," ujar Dedi di Bogor, Jawa Barat, Jumat (12/10/2018).

Selain relawan, Dedi mengungkapkan bantuan terhadap para korban gempa dari luar negeri juga banyak. Dirinya bahkan mengaku diwawancarai oleh media asing.

"Bantuan asing juga cukup banyak dari Amerika, Singapura, Malaysia, Australia. Saya sempat diwawancarai media Spanyol, India, Korsel," jelas Dedi.

Seperti diketahui, tim SAR dan tenaga kemanusiaan dari luar negeri dilaporkan kecewa dengan kebijakan pemerintah Indonesia yang membatasi bantuan dan relawan asing masuk ke wilayah bencana di Palu, Sulawesi Tengah.

Dilansir The Guardian, Selasa (9/10/2018), sejumlah relawan asing mengaku terkejut dan bingung ketika diminta pulang oleh otoritas lokal.

Berita Rekomendasi

Tim Costello, ketua advokasi untuk organisasi sukarelawan World Vision, menyebut pengumuman pemerintah Indonesia “sangat aneh”.

Dirinya menilai kebijakan itu menyulitkan relawan asing membantu para pekerja dan sukarelawan dari Indonesia.

"Wartawan asing bebas untuk berkeliling dan meliput, sementara tenaga kemanusiaan asing yang membawa pengalaman dan bantuan kepada staf lokal untuk penanganan trauma usai tsunami tidak," kata dia kepada ABC.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas