Relawan Mer-C Sebut Pemulihan Listrik di Palu, Donggala, dan Sigi Lamban
Lembaga kemanusiaan Mer-C menilai pemulihan pasokan listrik di lokasi bencana seperti Palu, Donggala, Sigi, Sulawesi Tengah, terhitung lamban.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga kemanusiaan Mer-C menilai pemulihan pasokan listrik di lokasi bencana seperti Palu, Donggala, Sigi, Sulawesi Tengah, terhitung lamban.
Yogi Prabowo, relawan medis MERC yang juga berprofesi sebagai dokter ortopedi ini mengatakan, sampai hari ini listrik yang masuk masih 90 persen.
Baca: KPU Siap Hadapi Gugatan Oesman Sapta Odang di PTUN
"Pemulihan listrik agak lamban, sampai hari ini pun masih 90 persen pemulihan tapi belum semua 100 persen," kata Yogi dalam konferensi pers di kantor Mer-C, Kramat Lontar, Jakarta Pusat, Jumat (12/10/2018).
Ia mengatakan selama bertugas sebagai relawan kesehatan selama seminggu di rumah sakit Sis-Al Jufrie, pelayanan kesehatan tersebut masih menggunakan genset.
Baca: Anies Sebut Peluncuran Program Rumah DP 0 Rupiah Jadi Awal Tuntasnya Masalah Rumah Warga Jakarta
Ia menyebut rumah sakit tersebut menjadi satu dari dua sakit yang aktif beroperasi di Palu, pasca bencana yang mengakibatkan lebih dari 2.000 orang meninggal dunia.
"Artinya termasuk RS Al-Jufri masih menggunakan genset," tutur dia.
Selain persoalan pemulihan listrik, Mer-C mengatakan kebutuhan lain yang diperlukan adalah air bersih dan keamanan.
Baca: Cinta Tak Direstui, Pria di Bogor Dijebak dan Dibunuh Keluarga Pacar
Tiga kebutuhan ini juga kata Yogi, seharusnya menjadi prioritas dan perhatian khusus, sejak awal bencana.
"Satu listrik, kedua air bersih, air minum, kemudian keamanan. Tiga inilah yang perlu diberikan di awal, setelah itu kesehatan medis dan lain-lain, supaya kami bisa kerja, dokter masuk dijarah," terang Yogi.
Gempa bumi dan tsunami mengguncang wilayah Palu, Donggala, Sigi, Sulawesi Tengah pada 28 September 2018 lalu.
Dengan gempa berkekuatan 7,4 magnitudo dan tinggi tsunami 11,3 meter, Palu, Donggala dan Sigi porak poranda.
Dilaporkan dari BNPB, Korban meninggal dunia mencapai 2.840 orang, dengan kerusakan terparah terjadi di Balaroa dan Petobo.