Patung MBSS Akan Dipersembahkan Kepada Paus Fransiskus
Patung Maria Bunda Segala Suku (MBSS) akan dibawa ke Vatikan dan dipersembahkan kepada Paus Fransiscus.
Penulis: FX Ismanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fx Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Patung Maria Bunda Segala Suku (MBSS) akan dibawa ke Vatikan dan dipersembahkan kepada Paus Fransiscus. Gagasan ini menyusul diresmikannya Museum MBSS oleh Uskup Agung Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), Mgr. I Suharyo di Gedung Marian Center Indonesia (MCI), di Jakarta, Sabtu (20/10/2018).
Demikian diungkapkan penggagas Museum MBSS, Gomas Harun di Jakarta, Selasa (23/10/2018). Diharapkan, dengan persembahan ini, MBSS akan menjadi salah satu koleksi di Vatikan yang menampilkan kekayaan budaya Indonesia. Pada saat ini telah ada Museum Borobudur di Museum Etnologi Vatikan yang menampilkan kekayaan budaya Indonesia.
Nama MBSS datang dari AM Putut Prabantoro, seorang pegiat nasionalisme dan pluralisme. Nama itu diberikan kepada kepada Gomas Harun, penggagas lomba Karya Patung, Lukisan dan Fotografi Bunda Maria yang diawali tahun 2015. Melalui lomba ini, Gomas Harun ingin mewujudkan impiannya menampilkan wujud Bunda Maria versi Indonesia. Museum kecil yang baru saja diresmikan merupakan langkah lanjutan dari penyelenggaraan lomba tersebut.
Menurut Gomas Harun, rencana ini memang tahapan setelah peresmian Museum MBSS oleh Mgr Suharyo pada pekan lalu. Namun gagasannya sendiri telah muncul dan dibicarakan di antara rekan-rekan dalam Paguyuban MBSS sebelum peresmian museum khususnya setelah Keuskupan Agung Jakarta secara resmi menggunakan ikon Maria Bunda Segala Suku yang merupakan hasil dari kegiatan Lomba Pematung, Pelukis dan Fotografi yang diumumkan pada tahun 2017.
Sementara AM Putut Prabantoro mengatakan bahwa dengan nama MBSS sebenarnya ingin mengajak bangsa Indonesia mencintai bangsa dan tanah air Indonesia. Dalam konteks ini, Bunda Maria menjadi perantara bagi bangsa Indonesia untuk mencintai bangsa dan tanah air (Per Mariam Ad Patriam).
Peresmian Museum MBSS ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Mgr Suharyo yang disaksikan oleh Gomas Harun sebagai penggagas Museum dan AM Putut Prabantoro, sebagai Ketua Panitia Peresmian Museum MBSS.
Dalam kotbahnya, Mgr. Suharyo mengatakan, devosi kepada Maria Bunda Segala Suku (MBSS) merupakan simbol dan sekaligus diharapkan mendorong Umat Katolik Indonesia melibatkan diri pada situasi yang nyata. Munculnya devosi kepada MBSS tidak dapat dilepaskan dari berbagai persoalan dan ancaman konflik horisontal yang membahayakan persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Oleh karena itu harus dipahami bahwa devosi kepada MBSS bukan hanya urusan pribadi tetapi terkait erat dengan ungkapan kearifan pribadi yang tidak dipisahkan dengan berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa ini.
“Devosi yang bertumbuh disini bukanlah devosi yang menjauhkan orang dari kehidupan tetapi justru kontekstual. Bangsa Indonesia sedang mengalami suatu masalah. Devosi kepada MBSS bertumbuh agar kita terlibat di dalam menjaga, merawat kesatuan dari bangsa Indonesia yang sangat plural. Akhirnya setelah perjalanan panjang, lahirlah Museum Maria Bunda Segala Suku. Kita semua berharap semoga di ruangan kecil ini semangat Bunda Maria dapat semakin merasuk ke dalam batin siapa pun yang ikut di dalam devosi kepadanya,” ujar Mgr Suharyo.
Museum MBSS berisi beberapa lukisan dan patung Bunda Maria dari berbagai suku seperti Jawa, Dayak, Bali dan Papua.