Kapolda Banten Minta Masyarakat Tak Terprovokasi Insiden Pembakaran Bendera
Kapolda Banten Brigjen Pol Teddy Minahasa Putra, meminta masyarakat untuk tidak terprovokasi ataupun terpecah belah
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, BANTEN - Kapolda Banten Brigjen Pol Teddy Minahasa Putra, meminta masyarakat untuk tidak terprovokasi ataupun terpecah belah.
Persatuan bangsa dan keutuhan NKRI, kata dia, harus diutamakan.
Baca: Sikap Ketua Umum PP Muhammadiyah soal Insiden Pembakaran Bendera di Acara HSN Garut
Upaya ini disampaikan saat mendatangi kiai dan ulama sepuh se-Banten, pada Jumat (26/10/2018).
"Bangsa ini dibangun dibesarkan atas kesepakatan ulama, ada paham lain, ideologi lain yang ingin merubah Pancasila itu jadi ancaman terbesar Indonesia," ujarnya, Jumat (26/10/2018).
Di kesempatan itu, dia menyampaikan hasil pengungkapan kasus Polda Jawa Barat mengenai insiden pembakaran bendera.
Menurut dia, peristiwa pembakaran bendera dengan kalimat tauhid di Garut adalah bendera milik Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Kepolisian meyakini bendera yang dibakar adalah milik HTI berdasarkan hasil pemeriksan kepolisian. Dia tidak ingin akibat peristiwa tersebut bergejolak sehingga mengancam persatuan umat.
"Saya tegas yang dibakar di Garut itu bukan bendera tauhid. Itu bisa dipastikan dari pemeriksaan, saksi, pelaku yang mengibarkan bahwa itu adalah bendera HTI," kata dia.
Dia menegaskan, pemerintah telah menetapkan HTI sebagai organisasi yang dilarang di Indonesia.
Sementara itu, Ulama Provinsi Banten sepakat tidak terprovokasi insiden pembakaran bendera di Garut, Jawa Barat.
Pernyataan sikap itu disampaikan di depan Masjid Agung Banten, tempat Sultan Maulana Hasanuddin dimakamkan di Kasemen, Kota Serang, Banten, Jumat (26/10/2018).
"Kepada umat muslim di Indonesia agar saling menahan diri dan tidak terprovokasi," kata AM Romli, yang diikuti puluhan ulama di Kasemen, Kota Serang, Banten, Jumat.
Para ulama itu, antara lain Ketua MUI Banten AM Romli, Kiai Matin Syarqawi, Kiai kharismatik Abuya Muhtadi, tokoh pendiri sekaligus ulama Banten Embay Mulya Syarief, dan para pengurus MUI kabupaten/kota.
Baca: Komitmen Penuh Jadi Ketua TKN, Erick Thohir Mundur dari Presiden Inter Milan
Di kesempatan itu, disampaikan tiga pernyataan sikap. Pertama, bendera yang dibakar milik HTI.
Kedua, para ulama di Banten mengajak sesama umat Islam menahan diri dan tak terprovokasi. Ketiga, para ulama di Banten mengajak semua pihak berkomitmen menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.