Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Parpol Bantu KPU Tingkatkan Partisipasi Pemilih di Pemilu 2019

Romahurmuziy, mengatakan semakin besar partisipasi pemilih, maka meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada partai politik

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Parpol Bantu KPU Tingkatkan Partisipasi Pemilih di Pemilu 2019
Tribunnews.com/Vincentius Jystha
Ketua Umum PPP Romahurmuziy atau Romy 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - KPU menargetkan partisipasi pemilih di Pemilu 2019 mencapai 77,5 persen. Upaya meningkatkan partisipasi pemilih dilakukan peserta pemilu termasuk partai politik.

Ketua Umum PPP, M. Romahurmuziy, mengatakan semakin besar partisipasi pemilih, maka meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada partai politik yang merupakan salah satu pilar demokrasi.

"Sekurang-kurangnya masyarakat Indonesia masih percaya partai politik, dibuktikan dari kehadiran di TPS," ujarnya, Selasa (30/10/2018).

Upaya meningkatkan partisipasi pemilih yang dilakukan pihaknya melalui pelibatan Petugas Pemenangan Pemilu Lapangan (P3L). P3L ditugaskan berkeliling ke semua daerah pemilihan (Dapil).

Menurut dia, P3L dibekali pengetahuan mengenai pemilu, partai politik khususnya PPP serta cara menyampaikan pesan kepada masyarakat. Selain itu, melakukan kampanye positif.

“Semua Petugas P3L ini harus bisa menjelaskan dengan baik kepada masyarakat tentang PPP, serta semua program dan kiprah yang sudah dilakukan untuk negeri," tambahnya.

Berita Rekomendasi

Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menargetkan partisipasi pemilih di pemilu 2019 mencapai 77,5 persen.

Baca: Demo Ricuh, Grab Tuding Mereka adalah Pengemudi yang Diputus Kemitraan

"Target partisipasi mencapai 77,5%. Insya Allah. Iya, 75% sebetulnya dalam pengalaman negara-negara demokratis itu sangat bagus," ujar Ketua KPU RI, Arief Budiman, Selasa (18/9/2018)

Jika berkaca di pemilu tahun sebelumnya, partisipasi pemilih di Pileg 2014 mencapai 75,11 persen, sedangkan Pilpres 2014 sekitar 70 persen. Sedangkan, pada Pilpres 2009 partisipasi pemilih adalah 72 persen.

Menurut dia, target partisipasi pemilih 77,5 persen itu realistis jika melihat situasi di Indonesia saat ini. Dia mengklaim, di negara paling demokratis sekalipun angka partisipasi itu malah lebih rendah daripada Indonesia.

Hal ini dikarenakan, kata dia, seseorang semakin paham tujuan memilih.

"Orang semakin banyak yang sadar dia tahu, ini memang saya harus memilih, ini saya tak bisa memilih. Jadi menggunakan hak memilih dan tak memilih itu dengan paling sadar dengan kesadaran penuh itu, bukan karena intimidasi, bukan karena dilarang, bukan karena uang itu," kata dia.

Untuk partisipasi pemilih 100 persen, ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, negara mewajibkan pemilu. Untuk negara-negara yang diwajibkan pemilu, maka angka partisipasi pemilih bisa mencapai 90 persen.

Sedangkan di Indonesia, dia menilai, pemilu itu hak untuk memilih bukan wajib untuk memilih.

"Tapi wajib pun banyak orang yang masih tak mau menggunakan hak pilih, ada negara partisipasi 100%. Biasanya negara itu negara yang mohon maaf ya yang otoriter itu semua takut dan patuh pada pemimpin," tambahnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas