KEIN Lihat Perkembangan Pembangunan Infrastruktur Papua
Pokja Pembiayaan, Infrastruktur dan Pembiayaan KEIN melakukan kunjungan kerja ke Papua untuk melihat progres pembangunan infrastruktur.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Pokja Pembiayaan, Infrastruktur dan Pembiayaan KEIN melakukan kunjungan kerja ke Papua untuk melihat progres pembangunan infrastruktur.
Kunjungan selama satu pekan ini dipimpin oleh Sony Harsono sebagai Ketua Pokja.
Kunjungan pertama ke pos Lintas Batas Negara dengan PNG di Skouw untuk melihat bagaimana pengelolaan wilayah perbatasan RI dan PNG. Sejak diresmikan dengan fasilifas gedung baru pada 2017, lalu lintas kunjungan warga antar 2 negara meningkat dengan cepat .
Dalam keterangan yang diterima, Sony menuturkan bahwa peningakatan aktifitas ekonomi warga terlihat dari adanya kenaikan yang melonjak kunjungan warga PNG untuk berbelanja barang kebutuhan pokok, Elektronik dll di pasar Skouw.
Frans Imbiri petugas di pos lintas batas Skouw, menuturkan bahwa pasar dibuka 2 kali dalam seminggu. Transaksi dagang terus meningkat hingga pada akhir 2017 sudah mencapai total Rp50 miliar.
Baca: 17 Negara Ambil Bagian dalam Festival Balon Udara Internasional di Jepang
"Problem yang terjadi adalah kesulitan konversi mata uang PNG yaitu Kina ke mata uang hard currency lainnya. Kedepan perlu kerjasama antar otoritas keuangan di antara ke 2 negara untuk menyelesaikan masalah tersebut. Daya tarik SKOUW bukan saja memikat penduduk PNG, namun juga sudah merambah sampai warga Pasifik Selatan lainnya sepertti Vanuatu dan Fiji," tuturnya.
Tim Pokja KEIN juga melakukan FGD dengan stakeholders lokal yang terdiri atas unsur akademisi yg diwakili oleh Universitas Cenderawasih, Bank Indonesia, Kodam Cendrawasih dan Dinas Litbang propinsi Papua. FGD membahas progress kemajuan pembangunan infrastruktur dan dampak ekonomi sosial-nya bagi masyarakat Papua dan sekitarnya.
Menurut Joko Supratikno Kepala Perwakilan BI Papua , percepatan pembangunan infrastruktur punya pengaruh penting terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi, terutama untuk sektor non komoditi tambang.
"Hal ini karena konektivitas yg makin baik dengan adanya perbaikan akses transportasi yg memudahkan transaksi komoditas pertania, bahan bakar dan material untuk pembangunan. Hal ini juga penting dalam rangka meningkatkan kontribusi PDRB Papua dari sektor non Tambang, yang saat ini jumlahnya masih tertinggal dari dominasi sektor tambang," kata dia.
Sementara itu, Julius Ary Mollet Phd , akademisi dari Uncen menyatakan pentingnya sisi penanganan sosial diluar pembangunan infrastruktur yang sedang dilaksanakan.
Tim Pokja KEIN juga melakukan kunjungan untuk melihat kemajuan pembangunan jembatan Holtekamp yang menghubungkan wilayah Jayapura ke perbatasan Skouw.
Jembatan ini nantinya akan menghemat waktu hampir 1 jam antar ke 2 wilayah tersebut sehingga traffic di wilayah tersebut diperkirakan akan meningkat pesat. Hal ini diperkirakan akan memicu aktivitas perekonomian, serta menciptakan kegiatan2 ekonomi baru.
"Hal yang patut dibanggakan adalah pembangunan jembatan ini sepenuhnya dikerjakan oleh anak bangsa, mulai dari perencanaan gambar, fabrikasi, sampai dengan tahap konstruksi. Panjang total jembatan, termasuk penyambung darat mencapai hampir 2 km," kata Toto Pranoto, anggota Pokja yang mengikuti kunjungan ini.
Wilayah lain yang dikunjungi adalah pembangunan jalan Trans Papua di Wamena. Total trans Papua mencapai hampir 3259 km, dimana sub jalan Jayapura- Wamena mencapai 585 km.
Dalam kunjungannya, tim Pokja KEIN yang dipimpin Sony Harsono menyebutkan bahwa kunjungan ke Papua memberikan banyak input terkait progress pembangunan infrastruktur dan pengaruhnya terhadap kehidupan ekonomi -sosial masyarakat. Menurutnya, hal ini sangat penting sebagai input yang berguna bagi Pemerintah pusat dan daerah untuk pembangunan berikutnya.