TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab menuding ada aksi intelijen kotor Indonesia yang menyebabkan dirinya diperiksa oleh otoritas Arab Saudi.

Terkait hal itu, anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI-Perjuangan Effendi Simbolon mengaku telah mengkonfirmasi hal tersebut ke Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN).

"‎Saya sudah tanyakan langsung, konfirmasi ke Kepala BIN. Tidak ada dan tidak pernah cawe-cawe di urusan itu. Saya tepis anggapan, tudingan dan sangkaan soal adanya intelijen kotor. Sudah terkonfirmasi, apa yang dialami Pak Habib tidak ada kaitannya dengan BIN‎," tegas Effendi Simbolon saat ditemui usai diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (10/11/2018).

Lebih lanjut, Effendi juga menyinggung soal sikap pemerintah Indonesia yang sudah sangat baik dengan Rizieq Shihab yakni tetap memberikan bantuan hukum bagi pimpinan FPI dengan aparat Arab Saudi itu.

Pasalnya, melindungi warga negaranya yang berhadapan dengan hukum di luar negeri adalah kewajiban negara. Ini dilakukan diluar adanya perbedaan paham atau sikap politik.

"Sikap Pemerintah Indonesia sudah baik. Apapun perbedaan sikap politik, meski berseberangan tetap tidak papa karena itu kebebasan warga negara‎," imbuhnya.

Baca: Menristekdikti Heran Kasus Pemerkosaan Saat KKN Mahasiswi UGM Kembali Muncul

Diketahui Rizieq Shihab berurusan dengan polisi Arab Saudi karena adanya laporan pemasangan bendera di tembok rumahnya di Makkah. Bendera itu merupakan identitas kelompok ekstremis.

Atas hal ini, Kementerian Luar Negeri memberikan pendampingan pada Rizieq yang sempat diperiksa aparat keamanan tersebut. ‎ Belakangan kepolisian Arab Saudi melepas Rizieq Shihab.

Ketua Umum Persaudaraan Alumni 212, Slamet Ma'arif menuturkan kini Rizieq sudah kembali ke rumah dan dalam keadaan sehat, Rizieq Shihab juga sudah menerima tamu di rumahnya.