Sandiaga Respon Pernyataan Jokowi Soal "Orang Super Kaya yang Tiba-tiba Datang ke Pasar"
Sandiaga Uno mencoba berbaik sangka atas pernyataan Presiden yang juga calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo, beberapa waktu lalu.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, mencoba berbaik sangka atas pernyataan Presiden yang juga calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo, beberapa waktu lalu.
Saat kunjungan ke Lampung, Sabtu (24/11/2018), Jokowi menyindir orang kaya yang tidak pernah ke pasar, tetapi menyebut harga-harga kebutuhan mahal.
"Saya husnudzon saja atas pernyataan Pak Presiden. Mungkin yang dimaksud bukan saya," ujar Sandiaga melalui keterangan tertulis, Minggu (25/11/2018).
"Tapi kalau memang ditujukan kepada saya, yang bilang harga-harga di pasar naik dan tidak stabil itu bukan saya, tetapi pedagang dan pembeli sendiri," kata dia.
Sandiaga mengatakan, dia hanya menyerap aspirasi masyarakat. Setiap kali blusukan ke pasar, pedagang dan pembeli selalu mengeluhkan harga yang tidak stabil.
Baca: Tak Mau Kekayaan Hanya Berputar di Orang Kaya Saja, Maruf Amin Siap Perjuangkan Arus Baru Ekonomi
Salah satu contohnya, kata Sandiaga, keluhan pedagang di Pasar Besar Malang. Menurut dia, pedagang menyebut harga buncis dan wortel naik 20-30 persen.
Dia menilai, kenaikan itu sudah di luar batas wajar.
Sandiaga mengatakan, ia bukan orang baru dalam hal ini karena sudah tiga tahun menjadi ketua umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI).
Organisasi itu merupakan mitra pemerintah dalam memantau harga di pasar. Soal pernyataan Jokowi tentang orang kaya yang tidak belanja apa-apa saat ke pasar, Sandiaga juga menanggapinya.
Sandiaga mengatakan, tujuannya blusukan ke pasar bukan berbelanja melainkan mendengar aspirasi pedagang dan pembeli.
"Kalau belanja ke pasar itu tugas orang rumah saya. Kalau saya belanja di pasar, itu namanya pencitraan," ujar Sandiaga.
Pernyataan Jokowi Saat berkunjung ke Bandar Lampung, Jokowi menyinggung ada orang masuk ke pasar tradisional dan tidak membeli apa pun.
Namun, ketika keluar pasar mengatakan harga barang di pasar tradisional mahal-mahal. Jokowi mengatakan, ia berkunjung pasar tidak hanya untuk berbelanja, tetapi juga mengecek harga bahan pangan.
"Waktu ke pasar di Bogor, tempe yang panjang dan gede itu hanya Rp 4.000. Tadi pagi, saya juga ke Pasar Gintung, tempenya lebih murah lagi, Rp 3.500. Dimakan tiga hari saja enggak habis itu. Orang kalau itu (tempe) dipotong bisa jadi 15 lembar," ujar Jokowi.
Demikian juga dengan harga sayur mayur. Saat mengunjungi pasar di Bogor, ia membeli satu ikat bayam Rp 2.000. Namun di Pasar Gintung Bandar Lampung, harganya lebih murah Rp 1.000 per ikat.
Hanya beberapa komoditas yang ia lihat mengalami fluktuasi harga. Salah satunya daging ayam. Oleh sebab itu, Jokowi terkadang merasa kesal apabila ada yang mengatakan bahwa harga-harga bahan pangan di pasar tradisional mahal-mahal.
"Jangan lagi ada yang masuk ke pasar, enggak beli apa-apa, keluar pasar lalu bilang wah harganya mahal- mahal. Orang enggak pernah ke pasar juga, tiba-tiba nongol di pasar, keluar-keluar bilang harga mahal," ujar Jokowi.
"Enggak mungkin orang super kaya, tiba-tiba datang ke pasar, enggak biasalah. Apalagi datang ke pasar, enggak beli apa-apa, tau-taubilang ini mahal, ini mahal," lanjut dia. Jokowi mengatakan, apabila ia blusukan ke pasar, pasti selalu membeli sesuatu, apa pun itu.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Komentar Sandiaga atas Pernyataan Jokowi "Orang Super Kaya Tiba-tiba Datang ke Pasar""
Penulis : Jessi Carina