Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

CFD Borobudur Jakarta akan Menjadi Galeri Budaya Jawa

Budaya khas Jawa akan warnai CFD Jakarta dengan nuansa Borobudur untuk obati rasa rindu akan kampung halaman.

Editor: Content Writer
zoom-in CFD Borobudur Jakarta akan Menjadi Galeri Budaya Jawa
dok. Kemenpar

Car Free Day Jakarta akan diwarnai nuansa Borobudur. Untuk melengkapi keseruan, beragam budaya khas Jawa akan ditampilkan. Ada Tari Bedhaya Ketawang, Gambyong, Ronggeng, dan Kethek Ogleng.

#PesonaBorobudurDiCarFreeDayJakarta. Akan digelar Minggu (9/12) mulai pukul 06.00-11.00 WIB. Venue-nya di Park and Ride Thamrin 10, Menteng, Jakarta. Atau, sebelah Hotel Sari Pan Pacific. Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Borobudur Indah Juanita mengatakan, tarian terbaik siap disajikan bagi warga Jakarta.

“Budaya Jawa ini selalu unik dan menarik. Untuk mengobati rasa rindu akan kampung halaman, kami sajikan tarian terbaik dari Jawa. Semua dibawakan sangat klasik dan menarik. Lengkap dengan kostum dan musik tradisionalnya. Jadi, pastikan CFD Jakarta spot liburan terbaik Minggu ini,” ungkap Indah.

#PesonaBorobudurDiCarFreeDayJakarta akan merilis Tari Bedhaya Ketawang. Pada prinsipnya, Bedhaya Ketawang adalah tarian kebesaran yang ditampilkan dalam agenda khusus kenegaraan. Diantaranya, penobatan tahta juga Tingalandalem Jumenengan Sunan Surakarta (upacara peringatan kenaikan tahta raja).

Secara etimologi, nama Bedhaya Ketawang diadopsi dari dua kata. Bedhaya berarti penari wanita istana, lalu Ketawang mengacu kepada langit. Jadi, Tari Bedhaya Ketawang ini mengacu kepada nilai tinggi, keluhuran, dan kemuliaan. Tarian ini menjadi sakral karena titik sentralnya Tuhan Yang Maha Esa. Lalu, Bedhaya Ketawang ini dibawakan oleh 9 penari dengan filosofi berbeda.

Komposisi penari terdiri dari Batak sebagai simbol pikiran dan Jiwa. Ada juga Endhel Ajeg simbol nafsu dan Endhel Weton sebagai gambaran tungkai kanan. Lalu, ada Apit Ngarep dan Apit Mburi sebagai ciri dari kedua lengan. Untuk tungkai kiri dilambangkan Apit Meneg. Penari lain disebut Gulu dan Dhaha sebagai simbol badan. Untuk penari ke-9 disebut Buncit yang jadi konstelasi bintang-bintang.

“Bisa menampilkan Tari Bedhaya Ketawang ini sungguh luar biasa. Sebab, tarian ini tidak sembarangan disajikan. Kami sengaja menampilkan tarian ini untuk memberikan inspirasi. Betapa kaya dan tingginya budaya Indonesia dengan kedalaman maknanya. Semuanya berpesan kebaikan hidup,” terang Indah.

Selain Bedhaya Ketawang, karakter khas Jawa juga ditampilkan melalui Tari Gambyong. Ini adalah tarian Jawa klasik dengan beragam varian. Dari sekian banyak genre, yang familiar adalah Tari Gambyong Pareanom dan Tari Gambyong Pangkur. Gerakannya terdiri dari 3 bagian utama, yaitu maju beksan, beksan, dan mundur beksan. Inti gerakan terpusat pada kaki, lengan, tubuh, dan kepala.

Selaras tariannya, pandangan mata penari juga mengikuti gerakan khususnya ujung jari tangan. Dengan karakter khasnya, tarian juga mudah dikenali. Penari Gambyong umumnya mengenakan kostum dengan dominasi warna kuning dan hijau. Warna ini menjadi simbol kemakmuran dan kesuburan. Lalu, tarian ini selalu dibuka dengan Gendhing Pangkur.

“Apa yang disampaikan oleh #PesonaBorobudurDiCarFreeDayJakarta sungguh luar biasa. Pesan-pesan yang ingin disampaikan sangat bagus. Berada di #PesonaBorobudurDiCarFreeDayJakarta ini otomatis wawasan pengunjung akan bertambah. Jadi jangan sampai terlambat,” terang Ketua Tim Percepatan Pembangunan Destinasi Pariwisata Prioritas Kemenpar Hiramsyah S Thaib.

Menegaskan nuansa Jawa, #PesonaBorobudurDiCarFreeDayJakarta menampilkan Tari Ronggeng juga Tari Ketek Ogleng. Tari Ronggeng ini memungkinkan pasangan saling bertukar bait-bait puitis ketika menari. Secara garis besar, Tari Ronggeng ini dimiliki Jawa dan Sunda. Tari Ronggeng memungkinkan penari untuk mengundang penonton pria dengan harapan mendapatkan uang tips.

Khusus Tari Kethek Ogleng, kesenian ini menjadi salah satu kekayaan bumi Wonogiri, Jawa Tengah. Tari ini diadopsi dari cerita kera jelmaan Raden Gunung Sari dalam cerita Panji. Pergi mencari Dewi Sekartaji, Gunung Sari lalu menjelma menjadi kera putih yang lincah dan lucu. Tarian Kethek Ogleng ini dijamin semakin membuat #PesonaBorobudurDiCarFreeDayJakarta fresh.

Menteri Pariwisata Arief Yahya sangat mendukung pelaksanaan CFD Borobudur.

“Jawa banyak memiliki seni dan budaya. Bisa menyaksikan tarian-tarian ini secara langsung tentu luar biasa. Apalagi, Tari Bedhaya Ketawang ini sangat khusus. #PesonaBorobudurDiCarFreeDayJakarta ini harus jadi prioritas liburan. Sebab, ada banyak kemeriahan yang disajikan di sana,” tutup Menteri asal Banyuwangi itu. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas