Razman Arif: Gerakan 212 Sudah Dicampuri Unsur Politik
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Razman Arif, menilai aksi 212 sudah bernuansa politik.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Razman Arif Nasution, menilai aksi 212 sudah bernuansa politik.
Menurut dia, aksi tersebut lebih kepada gerakan mendukung pasangan calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Sehingga, dia tidak setuju diadakan Reuni Akbar 212.
Baca: Ketua DPR Bangga 1.350 Kader FKPPI Sukarela Ikuti Jambore Bela Negara
"Saya alumni yang tidak setuju dilakukan reuni PA 212, karena konteksnya sudah terjawab itu politik," kata Razman, dalam sesi diskusi di kawasan Cikini, Minggu (9/12/2018).
Baca: Deddy Corbuzier Akui Kangen Agnez Mo, Reaksi Sabrina Chairunnisa Banjir Pujian
Dia menegaskan, Reuni Akbar 212 sudah keluar dari konteks.
Dalam kegiatan tersebut ada upaya menonjolkan sosok Prabowo Subianto sebagai capres.
Baca: Selamat, Jak! Persija Juara Liga 1 2018, Anies Baswedan Kirim Pesan Istimewa
Namun, acara dikemas sehingga terlihat seperti gerakan sosial.
Semula, dia menjelaskan, aksi 212 merupakan gerakan membela agama Islam yang dinilai sudah disinggung oleh ucapan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Dari reuni yang lalu apa yang mereka bawa? Apakah shalat subuh lebih afdol di monas atau di masjid," katanya.
Baca: Deretan Fakta Penikaman Wanita Oleh Suaminya Sendiri di NTT, Berawal dari Masalah Perselingkuhan
Atas dasar itu, dia mendesak, pihak terkait untuk mencari aktor dibalik bergulirnya Reuni 212. Dia menduga aktor itu berkaitan dengan unsur partai politik.
"Saya mendesak untuk mencari aktor ini semua. Saya menduga yang datang itu dari unsur partai politik ini membuat mereka percaya diri," ujarnya.