Gus Yaqut: Gus Dur Pejuang Kemanusiaan yang Junjung Tinggi Keberagaman
Yaqut Cholil Qoumas mengenang sosok almarhum KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai pejuang kemanusiaan
Penulis: Yulis Sulistyawan
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengenang sosok almarhum KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai pejuang kemanusiaan yang menjunjung tinggi keberagaman.
“Gus Dur Gus Dur selalu berada di garis depan membela kemanusiaan dan keberagaman. Bagi Gus Dur, tak ada artinya beragama jika seseorang kehilangan kemanusiaannya. Sebab sebaik-baik manusia adalah yang memberikan manfaat bagi kemanusiaan. Pembelaan Gus Dur terhadap manusia bukan berarti melupakan Tuhan,” kata pria yang akrab disapa dengan Gus Yaqut ini, dalam rangka memeringati Haul ke-9 Gus Dur, Kamis (20/12).
Gus Yaqut menegaskan, pemahaman Gus Dur yang sangat mendalam tentang agama Islam itulah yang membuat dirinya juga akan selalu berada di garis terdepan membela kemanusiaan.
Karena itu, sebagai pimpinan pemuda GP Ansor, Gus Yaqut mengaku selalu meneladani dan menerapkan pandangan Gus Dur dalam kehidupan sehari-harinya.
Baca: Siska Icun Sulastri Janjikan Rp 2 Juta Sebelum Dibunuh, Temui Pelaku di Kolam Renang
Ucapan dan tindakan Gus Dur, lanjut dia, selalu menjadi inspirasi dalam berjuang menampilkan Islam rahmatan lil'alamin.
Dia mengatakan, Gus Dur selalu mengingatkan dan meyakinkan bahwa manifestasi pembelaan terhadap Tuhan yang paling luhur adalah menebar kasih sayang kepada semua makhluk-Nya.
“Karena Tuhan dan para penghuni langit hanya akan merahmati mereka-mereka yang berkasih sayang terhadap semua penduduk bumi,” kata Gus Yaqut.
Baca: Istri Gus Dur Ungkap Sifat Keempat Putrinya, Sudjiwo Tedjo: Berarti Jokowi Didukung yang Tak Stabil
Selain itu, ujarnya, Gus Dur juga selalu memberikan contoh baik bertoleransi sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.
“Kita bisa mengenang jejak-jejak perjuangan Nabi Muhammad SAW. Kita tahu ada Piagam Madinah, piagam yang sangat unik menurut saya. Kenapa Nabi pada waktu itu tidak menyebut Piagam Islam, tapi Piagam Madinah, karena tentu salah satunya Nabi tahu bahwa penduduk Madinah memiliki agama yang beragam. Beliau memberikan contoh bagaimana bertoleransi dengan sesama pemeluk agama,” katanya.
Dalam konteks Indonesia, lanjut Gus Yaqut, Gus Dur adalah tokoh besar yang tak pernah lelah mengkampanyekan tentang pluralitas, tentang keberagaman.
“Semoga bangsa Indonesia dapat mengambil teladan baik dari Rasulullah SAW atau teladan yang telah diberikan almarhum Gus Dur. Untuk itu, saya mengimbau jangan pernah pernah lelah mencintai Indonesia yang beragam ini,” pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.