Kronologi Tsunami Banten yang Tewaskan 168 Orang, Termasuk Bani Seventeen dan Istri Ade Jigo
Kronologi tsunami Banten yang menewaskan 168 orang, termasuk Bani Seventeen dan istri komedian Ade Jigo.
Editor: Pravitri Retno W
Selanjutnya, lewat tidegauge Kota Agung di Desa Kota Agung, Kota Agung, Lampung tercatat pukul 21.35 WIB ketinggian 0.36 meter.
Baca: Warga Berbondong-bondong Datangi Puskesmas Carita Cari Anggota Keluarganya Korban Tsunami
Yang terakhir tidegauge Pelabuhan Panjang, Kota Bandar Lampung tercatat pukul 21.53 WIB ketinggian 0.28 meter.
Menurut dia, berdasarkan ciri gelombangnya, tsunami yang terjadi kali ini mirip dengan yang terjadi di Palu, Sulawesi Tengah lalu.
"Periodenya (periode gelombang) pendek-pendek," katanya.
"Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Juga diiimbau untuk tetap menjauh dari pantai perairan Selat Sunda, hingga ada perkembangan informasi dari BMKG dan Badan Geologi," ujarnya.
Tewaskan Istri Ade Jigo dan Bassist Seventeen
Bencana tsunami yang terjadi juga merenggut nyawa istri Ade Jigo dan bassist band Seventeen yang kala itu sedang mengadakan konser di Tanjung Lesung Beach Resort, Banten.
Masih mengutip dari Kompas.com, omedian Ade Dora atau Ade Jigo mengaku terseret arus hingga ke gorong-gorong ketika bencana tsunami Banten menerjang pada Sabtu (22/12/2018) malam.
"Saya dapat tali agar bisa pegangan dan bernafas, anak saya angkat duluan, dan saya lemas, anak saya lemas (usai bertahan dari terjangan gelombang). Ternyata itu saya berada di gorong-gorong pembuangan air kolam renang," ungkap Ade.
Menurut Ade, kala itu dia terjebak beberapa saat sebelum akhirnya ada orang yang berhasil menemukannya dan memberi pertolongan.
"Kami terjebak selama dua menit. Ada orang yang buka pintu (gorong-gorong), saya selamat," ucap Ade.
Baca: Rentan Bencana Gelombang Laut, BPPT Kembali Ingatkan Pentingnya Alat Deteksi Dini Tsunami
Setelah memastikan ia dan anaknya dalam kondisi aman, Ade kemudian mencari keberadaan istrinya dan anaknya yang satu lagi.
"Anak saya dua yang ikut, yang satu digendong saya. Sampai saya tenang, minum dulu, baru saya mulai mencari anak dan istri saya. Pas saya cari pertama ke klinik, ternyata anak saya dan mbaknya (pengasuh) ada di klinik," tutur Ade.
Setelah beberapa jam, akhirnya ia menemukan istri, namun dalam kondisi sudah tak bernyawa.