Belum ada Nelayan yang Berani ke Melaut
Dalam evakuasi korban, Syaugi menjelaskan jajarannya kali ini akan memfokuskan pencarian korban di kawasan Labuan, Kabupaten Pandeglang.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Kasubbid Mitigasi Bencana Gunung Api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kristianto mengatakan kondisi Gunung Anak Krakatau relatif stabil sejak tiga hari ke belakang, pasca tsunami.
Meski begitu, ia mengatakan aktivitas tersebut menandakan erupsi masih berlangsung. "Itu mencirikan erupsi masih berlangsung dan masih tinggi," kata Kristianto.
"Kalau dari kegempaan, ini masih terekam adanya gempa tremor menerus sampai 40 mili. Tapi kondisinya relatif stabil sejak tiga hari lalu," kata dia.
Baca: Data Terbaru Korban Tsunami Banten dan Lampung: 429 Orang Meninggal, 1.485 Luka, dan 154 Hilang
Ia memastikan, belum ada peningkatan status aktivitas gunung tersebut. "Masih waspada atau level dua. Belum ada peningkatan. Kepada masyarakat agar tetap tenang. Tetap mengikuti arahan dari kami untuk tidak mendekat dalam radius dua kilometer," kata Kristianto.
Diakuinya, timnya tidak bisa turun langsung ke Gunung Anak Krakatau karena gelombang laut yang tinggi. Sampai saat ini pun, kata Krostianto, tidak ada nelayan atau perahu yang berani melaut karena gelombang tinggi dan angin yang cukup kencang. "Kalau gelombang tinggi saat ini menghambat kami untuk memantau langsung ke sana," kata Kristianto.
Selain itu, hujan deras juga timbul tenggelam di sana. "Kadang hujan mendadak deras kadang berhenti. Tapi lumayan mendung," kata Kristianto.
Baca: Viral Video Tiang Listrik di Bali Berada di Tengah Jalan, Begini Respons PLN
Sementara upaya pencarian korban tsunami di wilayah pantai Kabupaten Pandeglang, Banten, juga terhambat lantaran terkendala cuaca buruk. Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas), Muhammad Syaugi mengatakan, pencarian terhambat cuaca ekstrem seperti ombak yang tinggi di laut dan bibir pantai.
"Yang jelas itu cuaca, ombak cukup tinggi di laut itu ombak cukup tinggi dan hujan deras. Seperti tadi, saya hanya bisa sampai Tanjung Lesung, ke Selatan lagi tidak bisa karena cuacanya buruk," kata Syaugi .
Dalam evakuasi korban, Syaugi menjelaskan jajarannya kali ini akan memfokuskan pencarian korban di kawasan Labuan, Kabupaten Pandeglang.
"Tadi kami sudah dari Anyer, Carita sampai Tanjung Lesung. Nah, sekarang fokusnya di sini (Labuan), untuk memastikan dan menyakinkan tim SAR gabungan ini khususnya Basarnas melakukan evakuasi cepat dan benar," kata Syaugi.
Baca: Tak Hanya Lagu 'Kemarin', Momen Ini Juga Menggambarkan Kondisi Ifan Seventeen Saat Ini
Dalam pencarian korban, Syaugi menurunkan 250 personel yang didatangkan dari Basarnas pusat, SAR Bandung, Lampung, dan SAR Banten. Pencarian dan evakuasi korban akan dibagi menjadi enam sektor di pulai Jawa mulai dari Anyer, Carita, Labuan, Tanjung Lesung, sampai Sumur.
"Kemudian di Lampung ada dua sektor, kita kerahkan dua helikopter Basarnas dan dua perahu karet untuk mengambil katakan korban-korban yang masih terisolir di pulau-pulau sekitar pulau Jawa," jelas Syaugi.
Ia menegaskan dari pantauan udara, ia mengatakan, masih terdapat banyak puing-puing di Tanjung Lesung.
Baca: Kementerian PUPR: Proyek Tol Serang-Panimbang Dipastikan Aman dari Terjangan Tsunami