Ketika Terapis Totok Punggung Obati Pengungsi Korban Tsunami Selat Sunda
Dua orang bertopi hitam memasuki ruang kelas MTSN 2 Pandeglang yang dijadikan posko pengungsi tsunami Selat Sunda di Banten.
Penulis: Reza Deni
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, PANDEGLANG - Dua orang bertopi hitam memasuki ruang kelas MTSN 2 Pandeglang yang dijadikan posko pengungsi tsunami Selat Sunda di Banten.
"Kami ingin mengajarkan ibu-ibu dan bapak-bapak pengobatan yang murah, tanpa alat dan insyallah menyembuhkan tanpa obat," kata Marwazi kepada para pengungsi, Selasa (25/12/2018).
Marwazi memperkenalkan dirinya berasal dari Komunitas Totok Punggung Indonesia (KTPI) wilayah Banten.
Baca: Penanganan Korban Setelah Tsunami Selat Sunda
Sementara disampingnya, Rohmat Budiyanto juga berasal dari komunitas yang sama.
Sejumlah pengungsi pun tampak terfokus pada Marwazi dan Rohmat.
Mereka kemudian meminta dua orang relawan untuk ditotok punggungnya.
"Totok punggung ini mau kami kasih ilmunya ke bapak-bapak dan ibu-ibu, jadi nanti kalau ada yang sakit di sini, bisa langsung dipraktikkan," kata Marwazi.
Baca: Trauma yang Terjadi Pada Seventeen, Personil Band Armada Galau Manggung di Pantai Karnaval Ancol
Kakek Armani (70) tak sungkan untuk maju dan mengeluh bahwa keseluruh tubuhnya belakangan merasa sakit.
"Dari punggung sampai betis ini dari kemarin pegal-pegal," kata Armani menggunakan bahasa sunda kepada terapis totok punggung tersebut.
Selama setengah jam terapi totok punggung dilakukan oleh terapis KTPI kepada Armani, dan tak sedikit para pengungsi yang tertarik untuk berlajar praktik pengobatan alternatif tersebut.
"Kalau mau belajar totok punggung ini, nanti 72 penyakit insyaallah bisa disembuhkan dan juga kanker juga bisa disembuhkan," kata Marwazi.
Kanker yang dimaksud Marwazi adalah akronim kantong kering.
"Jadi bapak dan ibu enggak dengan belajar ini mencegah kantong-kantong bapak dan ibu dari kekeringan alias bokek," ujar Marwazi.
Seusai terapi totok punggung, Armani diminta untuk memberikan testimoni oleh KTPI.
"Ini yang betis enggak sekalian ditotok?" tanya Armani.
"Namanya totok punggung kan ya di punggung, bukan di betis," ujar Marwazi lalu tertawa.