Suasana Mencekam Warnai Upaya Evakuasi Korban Longsor Cisolok
Saat semuanya berkonsentrasi mencari jejak korban yang terbenam lumpur, longsor susulan tiba-tiba terjadi di tengah guyuran hujan deras.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, SUKABUMI - Upaya evakuasi oleh petugas dari tim SAR, TNI dan warga atas para korban longsor di Kampung Cigarehong, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, diwarnai suasana mencekam, Selasa (1/1/2018).
Saat semuanya berkonsentrasi mencari jejak korban yang terbenam lumpur, longsor susulan tiba-tiba terjadi di tengah guyuran hujan deras. Hal ini membuat tim evakuasi dan warga berulang kali berlarian menyelamatkan diri saat material tanah dan baru kembali meluncur dari dari bukit.
Masyarakat yang tinggal di lereng bukit juga sempat terlihat panik dan berhamburan saat longsor susulan terjadi. Berulang kali proses evakuasi dihentikan karena longsor-longsor susulan ini. Enam jenazah bahkan terpaksa masih dibiarkan di lokasi hingga pencarian dihentikan, Selasa sore.
"Longsor-longsor susulan, meski kecil, masih sangat mungkin terjadi. Kondisi tanah yang rapuh, terurai, dan berlumpur akibat hujan, juga semakin membuat tim SAR gabungan kesulitan untuk mencari warga yang masih dinyatakan hilang," ujar Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho.
Baca: Minuman Keras Cap Tikus Kini Jadi Barang Legal, Dijual di Bandara Sam Ratulangi Manado
Ia meminta masyarakat yang tak berkepentingan untuk menjauhi lokasi bencana. Selain membahayakan diri mereka sendiri, kerumunan warga yang hanya ingin menonton proses evakuasi membuat akses jalan menuju lokasi yang sudah sempit dengan medan curam menjadi sulit dilalui.
"Itu akan menghambat logistik, personel SAR, dan ambulans tiba di lokasi," ujar Sutopo.
Kepala Seksi Operasional Basarnas Jakarta, Made Oka, mengatakan kondisi cuaca juga menjadi kendala dalam proses pencarian dan evakuasi korban.
Baca: Letjen Doni Monardo Sempat Disebut-sebut Akan Dilantik, Siapakah Dia?
"Cuaca di sini cepat berubah. Hujan kadang cepat sekali datang tapi cepat pula berhenti," kata Oka.
Olla mengatakan sudah memasang alat pengaman peringatan cuaca di sekitar lokasi. "Ini agar kami bisa dengan cepat mendeteksi jika terjadi akan terjadi cuaca buruk," ujarnya.
Danrem 061/Suryakancana Bogor Kolonel Inf M Hasan, mengatakan sebanyak 66 warga Kampung Cigarehong dipastikan selamat. Namun, dari 63 itu, tiga di antaranya terluka dan masih dirawat di RSUD Palabuhanratu.
Hasan mengatakan, sebanyak 15 orang ditemukan sudah dalam kondisi meninggal di lokasi longsor.
"Seorang lainnya, masih bayi, meninggal di rumah sakit," ujarnya saat konferensi pers di Posko Tanggap Darurat Bencana di Dusun Cimapag.
Baca: Sederet Fakta Anggota Brimob Tewas Dibacok di Jalan, Polri Ingatkan Jangan Ada Balas Dendam
Ia juga mengatakan, dari ke-16 korban meninggal itu, baru sebagian yang sudah teridentifikasi, yakni Hendra, Sasa, Ukri, Riska, Ahudi, Rita, dan Yanti.
"Sisanya yang belum teridentifikasi kami akan bawa ke DVI untuk diidentifikasi," katanya.
Kepala Biro Humas PMI Pusat, Aulia Arriani, mengatakan selain cuaca, tim PMI Kabupaten Sukabumi kesulitan menembus lokasi longsor, karena jalanan yang terjal dan berbatu. "Ini juga menyulitkan tim untuk melakukan evakuasi. Selain itu, komunikasi seluler juga sulit," kata Aulia.
Ia mengatakan, PMI menerjunkan 15 personel, yang terdiri dari pengurus PMI dan relawan, dipimpin langsung Ketua PMI Kabupaten Sukabumi. Selain itu, mereka juga mengerahkan satu ambulans, satu mobil rescue 4 x 4, dan satu1 mobil operasional.(ferri amiril mukminin/tribunnetwork)