Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sejumlah Teror yang Dialami Pimpinan, Penyidik, dan Pegawai KPK

botol berisi spirtus dengan sumbu, mirip bom molotov, ditemukan di depan garasi sebuah rumah di Jalan Kalibata Selatan No 42C, Kalibata, Pancoraan

Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Sejumlah Teror yang Dialami Pimpinan, Penyidik, dan Pegawai KPK
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Matahari belum penuh menampakkan wajahnya ketika botol berisi spirtus dengan sumbu, mirip bom molotov, ditemukan di depan garasi sebuah rumah di Jalan Kalibata Selatan No 42C, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan.

Jam masih menunjukkan pukul 05.30 WIB, Rabu (9/1/2019).

Rumah tersebut diketahui milik Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode Muhammad Syarif.

Setelah dicek melalui CCTV, rupanya, sekitar pukul 01.00 WIB, ada orang mencurigakan beraktivitas di depan rumah Laode Muhammad Syarif.

Tak hanya itu, teror juga dialami Ketua KPK Agus Rahardjo pada hari yang sama.

Sebuah benda seperti bom rakitan jenis high explosive ditemukan di rumahnya di Graha Indah, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat.

Berita Rekomendasi

Belakangan polisi menyebutnya benda tersebut sebagai bom palsu.

Kedua pimpinan lembaga antikorupsi tersebut mendapat teror dari oknum yang hingga kini masih dicari kepolisian.

Teror yang menimpa dua pimpinan lembaga antikorupsi itu bukan yang pertama kalinya terjadi.

Berikut ini, teror-teror yang dialami Pimpinan dan Penyidik KPK:

1. Teror Air Keras Novel Baswedan

Selasa, 11 April 2017, lepas subuh, Novel yang sedang berjalan kaki sendirian dari masjid di kompleks rumahnya, menjadi target penyerangan. Dua orang yang berboncengan sepeda motor menyiramkan air keras ke wajahnya. Cairan asam pekat tersebut mengenai bagian mata.

Sakitnya bukan kepalang. Menurut Novel, rasanya seperti bola mata dicabut paksa dari akarnya. Operasi demi operasi dijalani hingga ke Singapura. Namun, baru mata kanannya yang pulih.

Peristiwa itu membekas dalam diri Novel Baswedan, secara fisik juga psikis.

Apa yang dialami Novel Baswedan ini juga membuka mata banyak orang, tentang risiko yang dihadapi para penyelidik KPK.

Namun, hingga kini, kasus tersebut belum juga terungkap. Puluhan saksi sudah diperiksa dan nomor hotline center sudah disebar untuk membuat kasus ini terang. Hasilnya, nihil.

2. Teror Bom Pipa Rumah Agus Rahardjo

Sebuah benda mirip bom ditemukan di pagar rumah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo di Bekasi, Jawa Barat.

Benda itu terdiri dari beberapa kabel, pipa, paku, detonator, baterai, dan serbuk itu sebagai bom rakitan atau fake bomb (bom palsu).

"Masih dianalisis oleh Labfor. Ditemukan tas hitam di dalamnya ada benda, tapi apakah itu jenis bom atau tidak masih dianalisa. Apa itu fake bomb masih didalami. Jadi tidak terburu-buru," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu (9/1/2019).

Dedi kemudian menyontohkan bom palsu yang ditemukan di dekat Mapolres Cilacap, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.

Paket mencurigakan yang dihancurkan tim Gegana Polda Jawa Tengah kala itu berisi pipa paralon, potongan paku, baterai, jam beker, potongan kabel, dan serbuk semacam pasir dicampur arang.

"Kalau dilihat semacam black powder ternyata bukan. Setelah dibuka tidak ada detonator sebagai pemicu. Dihubungkan dengan timer nggak nyambung ke kabel. Tapi kalau ini (benda di rumah Ketua KPK Agus Rahardjo) masih didalami oleh Labfor (laboratorium forensik)," tuturnya.

Meski begitu, ia tidak menampik bahwa peristiwa yang terjadi di kediaman Ketua Lembaga Antirasuah sebagai bentuk teror.

"Patut diduga bom. Patut diduga juga teror," ucap Dedi.

3. Teror Bom Molotov Rumah Laode M Syarif

Sebuah botol berisi spirtus dengan sumbu, mirip bom molotov, ditemukan di depan garasi sebuah rumah di Jalan Kalibata Selatan No 42C, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan. Jam masih menunjukkan pukul 05.30 WIB, Rabu, 9 Januari 2019.

Rumah tersebut merupakan kediaman Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode M Syarif.

Setelah dicek melalui CCTV, rupanya, sekitar pukul 01.00 WIB, ada dua orang mencurigakan beraktivitas di depan rumah Laode Syarif.

Laode mengaku tak tahu kejadian ini berhubungan dengan kasus yang tengah ditangani KPK atau tidak. Dia mengatakan, hal tersebut merupakan risiko dari sebuah pekerjaan.

"Biasa lah itu kerja di KPK , saya santai aja. Iya ada pengamanan dari Polri ya yang mengamati rumah, insyaallah oke, aman. (Kaitan dengan kasus yang tengah ditangani KPK?) Kami juga enggak tahu ya," kata Laode saat ditemui di kedamaian di Jalan Kalibata Selatan No 42C, Jakarta Selatan, Rabu (9/1/2019).

4. Teror Penyidik Apip Julian Miftah

Penyidik KPK Kompol Apip Julian Miftah juga pernah diteror.

Saat itu, sebuah kotak yang diduga bom ditemukan di depan rumah Apip, Minggu, 5 Juni 2015 malam.

Rumah yang beralamat di Jalan Anggrek, Blok A Nomor 160, Perumahan Mediterania Regency, Kelurahan Cikunir, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi itu diteror orang tidak dikenal dengan cara menyimpan kotak yang isinya lilitan dibungkus lakban di depan pagar rumah Apip, sekitar pukul 23.00 WIB.

Namun, bukan kali ini saja Apip mendapatkan teror.

Sebelumnya dia juga pernah diteror dengan cara yang berbeda-beda dalam sepekan ini.

Teror pertama pelemparan telur busuk dan pengempesan ban menggunakan benda tajam, penyiraman air keras ke mobil, dan terakhir ancaman bom yang diletakkan di gerbang rumah korban.

Wadah Pegawai (WP) KPK Yudi Purnomo, penyidik KPK lainnya bernama Apip Julian Miftah juga mengalami hal yang sama.

"Ada beberapa korelasi yang kami tangkap. Pertama pelakunya sama, dua orang yang menaiki motor, tapi wajahnya ditutupi. Punya korelasi yang sama dengan pelakunya Bang Novel. Kemudian mobil Bang Apip pakai air keras, Bang Novel juga," ujar Yudi di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (9/1/2019).

5. Teror Antasari Azhar

Mantan Ketua KPK Antasari Azhar juga pernah mendapatkan teror pada 2014 lalu. Saat itu beredar sebuah foto mirip dengan wajahnya bersama dengan wanita muda mirip Puteri Indonesia 2014, Elvira Devinamira Wirayanti. Namun Antasari langsung membantah kabar itu.

"Itu hanya gosip untuk mengkriminalisasi saya," katanya.

Antasari mengatakan bahwa teror merupakan hal yang sudah sering dialami oleh penyidik KPK. Ia bahkan mengatakan teror sudah seperti sarapan pagi.
"Sering lah (teror terjadi). Kalau bagi KPK itu sudah seperti sarapan pagi sebenarnya," ungkapnya.

6. Teror Dwi Samayo

Penabrakan 'salah orang' terjadi pada 2011.

Serangan itu sebenarnya ditujukan kepada Novel.

Waktu itu Novel sedang menangani kasus cek pelawat.

Dia selamat karena penabraknya salah mengidentifikasi target.

Yang jadi korban adalah Dwi Samayo, juga penyidik KPK.

Sekilas Dwi memang mirip Novel.

Malam itu Dwi, yang menunggang sepeda motor, ditabrak dari belakang oleh sebuah mobil tak jauh dari kantor KPK.

Dia lalu dibawa ke rumah sakit dengan kaki retak.

Novel luput dari serangan karena pulang sepuluh menit sebelumnya lewat gerbang yang sama dengan Dwi.

7. Teror Penculikan Pegawai KPK

Novel Baswedan mengatakan masih banyak serangan yang dialami pegawai KPK dan belum diketahui publik.

Dia menyebutkan rumah perlindungan (safe house) KPK pernah diserbu tanpa aturan hukum. Pegawai KPK juga pernah diculik.

Selain itu, Novel melanjutkan, rumah penyidik pernah diteror dengan bom palsu.

Penyidik juga ada yang pernah diancam dibunuh. Ia mengatakan aktor di balik serangan tersebut belum pernah diungkap.

"Banyak lagi hal-hal lain," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas