Sutopo: Industri Pariwisata Indonesia Rentan Terdampak Bencana Alam
Sutopo menyebut bencana alam sangat rentan mempengaruhi industri pariwisata Indonesia.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Ia juga mengatakan, di banyak daerah di Indonesia, sektor pariwisata telah mampu meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dan makin meningkatkan masyarakat sekitarnya.
"Misal, pengembangan pariwisata Danau Toba telah meningkatkan PAD Kabupaten Samosir naik 81 persen dalam kurun waktu 2016-2017. Begitu juga Kabupaten Simalungun, PAD naik 91 persen, Kabupaten Humbang Hasundutan naik 103 persen, Kabupaten Karo naik 58 persen," kata Sutopo.
Meski begitu, ia menilai industri pariwisata sangat rentan terhadap bencana.
Apabila tidak dikelola dengan baik, dampaknya akan mempengaruhi ekosistem pariwisata dan pencapaian target kinerja pariwisata.
"Pariwisata seringkali diasosiasikan dengan kesenangan, dan wisatawan melihat keamanan dan kenyamanan sebagai satu hal yang esensial dalam berwisata. Bencana merupakan salah satu faktor yang sangat rentan mempengaruhi naik turunnya permintaan dalam industri pariwisata," kata Sutopo.
Sebelumnya, ia pun sempat merilis lima peristiwa bencana alam yang merugikan sektor pariwisata.
Dari lima bencana alam yang dirilisnya, jumlah kerugian yang disebabkan bencana alam bahkan ada yang sampai Rp 11 triun rupiah.
"Erupsi Gunung Agung di Bali tahun 2017 menyebabkan 1 juta wisatawan berkurang dan kerugian mencapai Rp 11 triliun di sektor pariwisata. Gempa bumi di Lombok tahun 2018 menyebabkan 100.000 wisatawan berkurang dan kerugian Rp 1,4 triliun di sektor pariwisata dan tsunami di Selat Sunda pada 22 Desember 2018 menyebabkan kerugian ekonomi hingga ratusan miliar di sektor pariwisata," kata Sutopo.