Wagub Jabar: Mentan Kami Daulat Sebagai Bapak Santri Indonesia
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman didaulat oleh Wakil Gubernur Jawa Barat yang juga merupakan Panglima Santri
Editor: Content Writer
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) melaunching santri tani di Lapangan Pasar Munding, Desa Kamulyaan, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Kegiatan ini merupakan salah satu trobosan Kementan dalam upaya menarik minat muda para santri di bidang pertanian, khususnya melakukan usaha agribisnis dengan pola modern baik di sisi hulu sampai ke hilir.
Dalam kesempatan itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman didaulat oleh Wakil Gubernur Jawa Barat yang juga merupakan Panglima Santri, Uu Ruzhanul Ulum sebagai Bapak Santri Tani Indonesia. Gelar ini diberikan kepada Amran sebagai salah satu penghargaan para santri atas kepedulian Amran terhadap petani muda.
Menanggapi hal ini, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berjanji akan mengembangan program gerakan 1 juta petani milenial di seluruh Indonesia.
"Sebagai langkah awal kami melakukan pembinaan bagi 120.000 santri tani yang tergabung dalam 4.000 kelompok santri tani milenial (KSTM). Mereka ini yang akan membantu meningkatkan produksi, apalagi Tasikmalaya memiliki potensi pengembangan pertanian padi dan hortikultura," kata Amran, Jumat (25/1).
Amran mengatakan, pemerintah juga sudah melakukan upaya lain seperti bimbingan tehnik budidaya pertanian, demonstration plot, dan distribusi sarana produksi seperti benih padi, kopi, tanaman perkebunan seperti cabai sayuran dan buah-buahan dengan alat Alsinta berupa traktor.
"Kami juga melakukan bimbinga untuk ternak ayam, kambing atau domba dan sapi. Kami berharap semua upaya ini mampu menggerakkan para santri menjadi pengembang usaha pertanian yang modern," katanya.
Sekedar diketahui, pengembangan 1 juta petani melenial sudah mengalami berbagai pengembangan. Di Jawa Barat sendiri, pemerintah telah melibatkan 24.000 santri tani yang tergabung dalam 800 kelompok santri tani.
Sejauh ini, santri tani sudah tersebar di seluruh provinsi mulai dari Aceh sampai Papua. Total pesertanya bahkan mencapai 5.760 dengan rata-rata usia 19-39 tahun. Diharapkan, mereka lebih peka dan tanggap terhadap teknologi digital, alsintan dan memiliki lahan.
Menurut Amran, berbagai upaya ini mampu mengembangkan dan meningkatkan sektor pertanian hingga menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Gerakan ini juga dinilai salahsatu cikal bakal dalam memecahkan sulitnya lapangan pekerjaan. Apalagi santri melenial didukung dengan pengembangan wirausahawan.
"Secara lebih spesifik, tujuan diselenggarakan gerakan petani milenial adalah membuka lapangan kerja dan mengurangi pengangguran, menekan kemiskinan dan urbanisasi, serta menumbuhkan wirausaha muda pertanian (Agro-entrepreunership)," katanya.
Sejauh ini, Kabupaten Tasikmalaya adalah salah satu penyumbang produksi padi dan sayuran di wilayah Jawa Barat dengan luasan lahan sebesar 144.239 hektare. Sedangkan lahan kering untuk pertanaman sayuran sebesar 26.570 hektare.
Sementara itu, produksi padi di Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2018 mencapai 907.095 ton dengan proporsi angkatan kerja sebanyak 56,32 persen. Sedangkan untuk peluang usaha agribisnis sektor pertanian modern di kabupaten ini cukup memadai yang mencapai 50 persen.
Selanjutnya acara yang dihadiri 15.000 santri ini dilanjutkan dengan dialog bersama dan tanya jawab.
Acara sendiri dihadiri langsung oleh Menteri Pertanian, Wakil Gubernur Jawa Barat, PBNU, Ketua DPRD, di samping Jajaran Kementerian Pertanian, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, PBNU, Sekretariat Negara, Kementerian BUMN, Kemenko Perekonomian, Kemendes, Kemenag, PTPN VIII, Pangdam III Siliwangi, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, Pimpinan DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Kepala Dinas Kabupaten/Kota Lingkup Pertanian Se Jawa Barat.