Generasi Milenial Paling Rentan Terhadap Bahaya Hoax
Sikap apatisme terkait politik membuat milenial tidak peka terhadap distribusi informasi yang belum terverifikasi
Penulis: Eko Sutriyanto
“Kita saling mengingatkan karena kita punya hajatan besar dan setelah April kan kita semua ingin membangun bangsa kita,” tambahnya.
Bendahara Umum GP Ansor DKI Jakarta H. Amirullah yang turut memberikan kata sambutan dalam rangkaian acara Minggu pagi mengajak kaum milenial bijak menggunakan smartphonenya.
“Jadi pergunakanlah ponsel kalian dengan sebaik-baiknya, dengan bijak. Apalagi tahun ini adalah tahun politik. Jangan sampai kita nanti malah menyebar berita-berita yang bohong, fitnah. Kita tidak ingin ada perpecahan antara sesama bangsa Indonesia,” kata H. Amirullah di depan sekitar 200 peserta yang hadir.
“Jadi jika kalian nanti menerima berita yang terindikasi hoax, jangan langsung disebarkan, tapi dipelajari. Kalau memang ada unsur hoax, langsung dihapus saja. Apalagi berita-berita itu berisi tentang ujaran kebencian, baik itu ujaran kebencian terkait agama maupun etnis,” tambahnya.
Perwakilan dari organisasi kemasyarakatan pemuda yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama ini juga mengingatkan bahaya penyebar hoax yang bisa dijerat dengan beberapa pasal pidana dari Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik.
“Jadi kalau seandainya kita ikut-ikutan an menyebar berita bohong, maka bisa terjerat hukuman pidana. Saya harap acara ini tidak hanya sampai disini saja, tapi terus kampanyekan anti hoax, sampai seluruh masyarakat Indonesia, terutama warga Kota Jakarta,” kata H. Amirullah.