Menteri Pertanian Ajak Pengusaha Perempuan Bangun Sektor Pertanian
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengapresiasi peran perempuan pengusaha dan terus mendorong perannya dalam membangun perekonomian Indonesia.
Editor: Content Writer
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengapresiasi peran perempuan pengusaha dan terus mendorong perannya dalam membangun perekonomian Indonesia. Hal tersebut diungkapkan Amran dalam sambutannya kerjasama yang dilakukan antara Kementerian Pertanian (Kementan) dan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI).
"Ada 49 persen perempuan di Indonesia. Kita butuh banyak perempuan pengusaha untuk membangkitkan ekonomi Indonesia. Memberdayakan perempuan, juga berarti memberdayakan keluarga, memberdayakan generasi masa depan Indonesia," kata Amran dalam sambutannya pada acara yg merupakan bagian dari peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) IWAPI ke 44.
Dalam acara tersebut, Amran berkesempatan membagikan benih jeruk sebanyak 25 ribu pohon, benih jagung untuk 72 hektare, domba/kambing 500 ekor, dan 5 ribu ekor bibit ayam kampung/Day of Chicken (DoC).
"Bantuan ini bisa lebih, bahkan bisa dua kali lipat sesuai dengan kebutuhan. Kami buka akses bantuan gratis untuk IWAPI ke Ditjen Hortikultura, Tanaman Pangan, dan Peternakan," tukas Amran.
Amran menyampaikan bahwa pengusaha bidang pertanian saat ini semakin dipermudah. Terbukti investasi dan ekspor yang jadi kunci pembangunan pertanian Indonesia semakin bergairah. Kementan mencatat berhasil meningkatkan Investasi dari Rp29,3 triliun di 2013 menjadi 61,6 triliun, atau meningkat 110 persen.
Demikian juga dengan tren ekspor pertanian secara nasional yang nilainya meningkat 29,7 persen, dari Rp 384,9 di 2016 triliun menjadi Rp 499,3 T pada 2018.
"Selain penyederhanaan regulasi, amanat presiden juga meminta penyederhanaan perizinan melalui Online Single Submission (OSS). Jika dulu izin investasi bisa memakan waktu 3 tahun, sekarang surat-surat untuk izin investasi hanya butuh 3 jam," terang Amran.
Dihadapan para pengusaha perempuan tersebut, Amran juga membanggakan capaian inflasi pangan yang bisa ditekan, BPS mencatat inflasi pangan pada 2013 11,71 persen, menjadi 1,26 persen tahun 2017.
Indikator lain terkait kesejahteraan petani juga membaik: Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) membaik, sementara kemiskinan di desa menurun.
Sementara itu, Ketua IWAPI Nita Yudi menyampaikan bahwa acara yang bertajuk Pemberdayaan Perempuan dan Milenial dalam Industri 4.0 Bidang Pertanian Menuju Terwujudnya Agroindustri Pertanian Berkelanjutan tersebut dihadiri oleh 2.000 angota IWAPI, 14 Ketua DPD, dan 25 Ketua DPC IWAPI.
Menurutnya, IWAPI sudah mendapat bantuan bibit dari Kementan sejak 2017, beberapa daerah bahkan sudah berhasil mengembangkan angribisnisnya.
"Sesuai keinginan Bapak Presiden yang hadir pada Rakernas IWAPI pada Oktober 2018 lalu, kita butuh lebih banyak lagi perempuan pengusaha. Kerjasama denga Kementan ini adalah salah satu upaya untuk menuju peningkatan tersebut," papar Nita.
Tak ingin kehilangan kesempatan, Amran pada kesempatan itu juga berkesempatan berdialog dan langsung memberikan solusi saat berdialog dengan beberapa anggota IWAPI.
Turut hadir dalam acara tersebut, Direktur Jendral Hortikultura Suwandi, Sekretaris Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Nasrullah, Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi UKM Yuana Setyowati, Direktur Komersial Bulog Judith Dipodiputro, dan Kepala Biro Produksi dan Industri Pemprov Jabar Taufik Garsadi. (*)