Susi Pudjiastuti Protes Dirinya Disebut Menteri Tukang Bakar Kapal
"Saya bukan tukang bakar, saya Menteri KKP. Memusnahkan kapal itu susah, apalagi kayunya besar dan dari besi."
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Tribunnews, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kantor Staf Presiden menggelar diskusi media bertajuk Langkah Berani Pulihkan Lingkungan, di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Selasa (12/2/2019).
Hadir dalam diskusi ini, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, presenter Wimar Witoelar dan sosialog Imam Prasodjo.
Dalam diskusi, Imam Prasodjo didaulat sebagai moderator. Mengawali diskusi, Menteri Siti Nurbaya diminta menjabarkan langkah berani kementeriannya dalam memulihkan lingkungan. Lanjut giliran Menteri Susi Pudjiastuti yang diberi kesempatan.
"Tindakan apa yang selama ini dilakukan dan koreksi apa yang dilakukan di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Kita tahu Bu Susi tukang bakar. Silakan Bu Susi untuk mempersingkat waktu," ujar Imam Prasodjo sambil berguyon, yang juga disertai tawa peserta diskusi.
Baca: Prabowo Akan Ungkap Berbagai Kegagalan Pemerintahan Jokowi di Debat Kedua
"Saya bukan tukang bakar (kapal), saya Menteri KKP. Memusnahkan kapal itu susah, apalagi kayunya besar dan dari besi. Supaya bikin bombastis, ya harus tembak pakai dinamit. Saya dipanggil tukang bakar, tenggelamkan kapal, tidak lah. Profesi saya Menteri Kelautan," tegas Susi Pudjiastuti, disambut tepuk tangan seluruh peserta diskusi.
Menyoal penenggelaman kapal, Menteri Susi Pudjiastuti menuturkan sudah ada 488 kapal yang dia tenggelamkan dengan beragam bendera seperti Vietnam, Filipina, Thailand, dan Malaysia.
Baca: Jusuf Kalla Tentang Harga Tiket Pesawat Naik: Kalau Tarifnya Murah Banyak Airline yang Tutup
Susi Pudjiastuti juga mengungkap dalam kurun waktu 2003-2013, mata pencarian nelayan sempat menghilang, sehingga terjadi penurunan jumlah rumah tangga nelayan dalam sensus pertanian BPS.
"Sebelum pemerintahan Jokowi 2014, ada sensus 2003-2013 yang menyebut jumlah rumah tangga nelayan turun dari 1.600.000 tinggal 868.414. Kenapa? Ini karena ikan tidak ada, makanya mereka berhenti berprofesi sebagai nelayan. Stok ikan turun jauh," papar Susi Pudjiastuti.
Setelah menjadi menteri, Susi Pudjiastuti mengindikasi stok ikan menurun dan jumlah rumah tangga nelayan juga menurun, karena banyak kapal asing yang diperbolehkan mengambil ikan di perairan Indonesia.
"Saya kumpulin satu-satu, saya kan dulu pemain perikanan, lalu ke penerbangan. Puzzle saya kumpulkan, saya usulkan yang pertama ke Pak Jokowi amankan kedaulatan kita. Hilangnya ikan di Indonesia karena lebih dari 10 ribu kapal hilir mudik setiap hari tangkap ikan di Indonesia. Saya minta presiden kalau mau kerjakan satu-satu enggak mungkin. Saya usulkan bagaimana kita eksekusi, dimusnahkan," bebernya.