Tokoh Adat Digandeng untuk Tangkal Hoax di Daerah
Sosialisasi ini merupakan upaya kampanye pemilih cerdas yang dilakukan rutin oleh Pemerintah bekerja sama dengan KPU.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah serta jajaran Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Kota Singkawang melakukan sosialisasi pemilu kepada masyarakat adat Suku Dayak di Kalimantan Barat.
Sosialisasi ini merupakan upaya kampanye pemilih cerdas yang dilakukan rutin oleh Pemerintah bekerja sama dengan KPU. Direktur Informasi dan Komunikasi Polhukam Kemenkominfo Bambang Gunawan mengatakan kendati sosialisasi merupakan program yang sudah berjalan sejak tahun lalu, namun baru kali ini pihaknya melibatkan para tetua dan tokoh adat setempat dalam Forum Sosialisasi Pemilu 2019 “Menjadi Pemilih Cerdas”.
Baca: Persija Siap Mainkan Tiga Pemain Asing meski Tanpa Marko Simic
“Kali ini kita lakukan pendekatan dengan melibatkan tokoh adat. Dengan pendekatan melalui para tetua atau kepala suku, masyarakat memahami akan arti pentingnya memilih dalam Pemilu serta sekaligus dapat terdorong untuk berpartisipasi aktif secara cerdas dalam memilih di pemilu mendatang,” ujarnya di Singkawang, Kalimantan Barat (15/2/2019).
Selain itu, lanjut Gunawan pihaknya juga dalam kegiatan ini terus mengkampanyekan penangkalan berita hoax dalam Pemilu. Kampanye anti hoax merupakan bagian dari upaya menjadikan pemilih cerdas dalam memilih sehingga bisa menyalurkan suara tanpa intervensi dari pihak manapun.
Baca: Pertimbangan Indra Sjafri atas Pencoretan Nadeo Argawinata dari Timnas U-22 Indonesia
Ia juga menyampaikan kepada masyarakat adat suku Dayak bahwa pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menangkal berita hoax agar seluruh lapisan masyarakat mendapatkan informasi yang benar, terutama terkait pemilu 2019.
“Terkait berita hoax jelang pemilu, Kementerian Kominfo telah melakukan berbagai upaya seperti menerima aduan konten untuk diblokir dan terutama melakukan berbagai forum-forum literasi seperti ini agar masyarakat lebih aware terhadap informasi hoax agar menjadi pengguna handphone yang cerdas dalam menerima informasi,” tuturnya.
Di tempat yang sama, Ketua Dewan Adat Suku Dayak Aloysius Kilim turut mengkampanyekan agar masyarakat adat memastikan diri mereka terdaftar sebagai pemilih dan hadir di TPS pada 17 April 2019 mendatang.
“Kenali baik calon (caleg dan capres), pastikan kita semua masyarakat adat hadir di TPS dan memilih sesuai hati nurani,” seru Aloysius.
Terkait upaya penangkalan berita hoax, Aloysius beranggapan masyarakat suku Dayak telah memahami betapa bahayanya berita hoax yang bisa memicu gesekan dan memecah belah masyarakat terutama berita-berita bohong yang menyangkut agama dan kesukuan.
Sementara itu, Ketua KPU Singkawang Riko, mengatakan pihaknya selaku penyelenggara pemilu menghimbau agar masyarakat Dayak untuk memastikan di mana lokasi mereka untuk memilih pada hari-H pemilihan, sembari menegaskan bahwa Kota Singkawang telah siap menyongsong pemilu serentak pada 17 April 2019.
“Kami mengimbau agar masyarakat adat untuk memastikan ke KPU Singkawang jika ingin pindah lokasi pemilihan, untuk memastikan diri bisa memilih pada 17 April nanti. Kalau tidak memilih, maka kita akan mendapatkan wakil rakyat yang tidak kompeten,” pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.