Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

4 Tahun Terakhir Realisasi AUTP Tercatat Tren Positif

Realisasi Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) selama empat tahun terakhir (2015-2018) menunjukkan tren positif dengan total lahan sawah yang diasuransikan

Editor: Content Writer
zoom-in 4 Tahun Terakhir Realisasi AUTP Tercatat Tren Positif
Kementan
Realisasi Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) selama empat tahun terakhir (2015-2018) menunjukkan tren positif 

Realisasi Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) selama empat tahun terakhir (2015-2018) menunjukkan tren positif dengan total lahan sawah yang diasuransikan mencapai 2,5 juta ha dari target 3,5 juta ha atau 72,50%. Sementara klaim kerugian mencapai 53.340 ha atau 2,1%.

Sekretaris Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Mulyadi Hendiawan, mengatakan,  2018 lalu, realisasi AUTP sekitar 806.199,64 dari target 1 juta ha (80,62%), sedangkan klaim kerugian mencapai 12.194 ha (1,51%).

“Sampai saat ini tidak ada kendala, baik klaim maupun pembayaran premi, dan Kementan bersama perusahaan asuransi Jasindo terus mengajak para petani padi untuk mengasuransi lahannya,” ujar Mulyadi.

Dari data Kementan, target AUTP 2015 yang ditetapkan 1 juta ha, terealisasi 233.499,55 ha (23,35%) dan klaim asuransi 3.858 ha (1,65%). Sementara target 2016 hanya 500.000 ha lantaran ada kebijakan pemotongan anggaran, dengan realisasi 499.962,25 ha (99,99%) dan klaim asuransi mencapai 13.192 ha (2,64%). Sedangkan target AUTP 2017 adalah 1 juta ha, dengan realisasi 997.666,53 ha (99,99%), sementara klaim asuransi 24.096 ha (2,41%).

Sebagaimana diketahui, AUTP menawarkan ganti rugi Rp6 juta/ha/musim tanam (MT), masa pertanggunggan sampai panen selama empat bulan. Premi asuransi sebesar Rp 180.000 /ha/MT.

“Pemerintah memberi subsidi Rp 144.000 dan petani hanya dibebani Rp 36.000/ha. Sejauh ini, respon petani terhadap program asuransi pertanian cukup baik,” kata Mulyadi.

Mulyadi optimistis peserta asuransi pertanian akan terus meningkat. Pasalnya,
PT Jasa Asuransi Pertanian (Jasindo) sebagai pengelola sudah meluncurkan aplikasi Sistem Informasi Asuransi Pertanian (SIAP). Aplikasi SIAP merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Pertanian dengan Jasindo untuk mempermudah pendaftaran dan pendataan asuransi.

Berita Rekomendasi

Dikatakannya, aplikasi SIAP menjadi salah satu jawaban atas keluhan para dinas pertanian di seluruh Indonesia dan beberapa pihak lainnya mengenai penyajian data atau pendaftaran asuransi tani.

“Beberapa catatan audit itu tidak boleh berulang. Baik administrasi maupun manajerial, bahkan sampai menimbulkan kerugian negara. Khusus asuransi pertanian, aplikasi SIAP ini dapat mengatasi permasalahan tersebut,” tambahnya.

Adanya aplikasi SIAP ini tentunya dapat menyempurnakan penyajian data, memudahkan pendaftaran petani, bahkan mengatasi masalah kurangnya tenaga dari Jasindo yang sempat menjadi keluhan di berbagai daerah.

Meskipun baru diluncurkan, penggunaan aplikasi ini sudah diujicoba oleh beberapa penyuluh pertanian lapang dan aplikasi SIAP ini mudah dipelajari. Sehingga penyuluh bisa dengan cepat mengerti dan mengaplikasikannya. Menariknya lagi, dengan adanya aplikasi ini, pencatatan dokumen menjadi paperless (tidak membutuhkan kertas) sehingga blangko dokumen tidak akan tercecer.

Kini aplikasi SIAP hadir untuk meningkatkan pelayanan dengan mempermudah sistem, mendukung pertanian 4.0, serta monitoring pelaksanaan AUTP dan AUTS/K secara real time. Pendaftaran dan klaim AUTP dan AUTS/K pun dapat lebih praktis dan mudah.

Mulyadi mengungkapkan, perkembangan asuransi tani kini sudah jauh lebih baik. Manfaat asuransi tani telah nyata dirasakan terutama di daerah endemik potensi kegagalan panen. Bahkan kesadaran masyarakat sekarang justru sudah timbul dan secara swadaya mengakses asuransi pertanian tersebut.

“Sekarang mereka datang ke Jasindo menanyakan skema bagaimana asuransi tani untuk komoditas lain, seperti bawang merah, cabai. Tidak hanya pada padi saja,” katanya.

Ditjen PSP pun telah berkoordinasi untuk mulai menyusun teknis asuransi diluar komoditas padi, karena memang sekarang hanya padi dan ternak yang mendapat anggaran APBN untuk premi, yaitu sebesar 80%. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas