TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Ketua Persaudaraan alumni (PA) 212, Ustaz Slamet Ma'arif memberikan dukungan kepada Partai Amanat Nasional (PAN).

Dukungan tersebut bertujuan untuk menguatkan partai berbasis Islam menghadapi Pemilu 2019.

Hal itu disampaikannya saat melakukan silaturahmi ke kantor PAN dan diterima oleh Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketua DPP PAN Yandri Susanto dan Sekjen PAN Eddy Soeparno.

Sedangkan Slamet Ma'arif didampingi oleh Ketua GNPF-U Ustaz Yusuf Martak dan Sekjen PA 212 Ustaz Bernard Abdul Jabbar.

"Alhamdulillah pagi ini kita bisa kumpul. Jadi ada tiga hal penting berkenan dengan kunjungan kami, pertama kami berkunjung hadiri undangan DPP PAN tentunya untuk silaturahim sekaligus tukar pikiran yang intinya bahwa PAN membela umat, ulama, sehingga kita inginkan waktu yang tinggal tersisa untuk komitmen bersama. Kita sama-sama jadikan pemilu April damai dengan satu keinginan bersama, untuk kuatkan partai berbasis islam dan muslim. Ini Insyaallah kita akan perjuangkan," ucap Slamet.

"Kemudian kebetulan banyak alumni 212 termasuk pengurus PA di berbagai daerah jadi caleg PAN, karenanya kita komunikasikan dengan pusat supaya gerakan dan arahnya sampai ke bawah," sambungnya.

Sementara itu, Ustaz Yusuf Martak juga menyatakan dukungannya kepada PAN.

Ia menyebut akan memberi dukungan kuat ke partai berbasis Islam.

Baca: Seusai Dilantik Jokowi, Gubernur Riau, Jawa Timur, dan Jambi Sambangi KPK

"Kami akan berikan kekuatan kepada partai berbasis islam, dan kami dari GNPF-U dan Alumni 212 ucapkan terimakasih dan perwujudan kerjasama ini merupakan suatu rencana yang benar-benar kita sepakati sebelumnya. Insya Allah kami berdoa keberhasilan PAN di 2019 akan terwujud sebagai partai islam besar," katanya.

Merespons dukungan itu, Zulkifli Hasan mengatakan PAN dan PA 212 memiliki satu pemikiran untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat dan adil bagi masyarakat.

"Kita (PAN), GNPF dan PA 212 seiring sejalan untuk melaksanakan cita-cita Indonesia merdeka, yaitu bersatu, bukan pecah belah, kedua kita musti berdaulat, jadi tuan di negeri sendiri. Merdeka, bersatu, berdaulat. Apakah Islam atau bukan, semua sama, dapat perlakuan sama," ujar Ketua MPR RI itu.