Cerita Saksi Gunakan Paranormal untuk Hadapi Hakim Kasus Korupsi
Di kesempatan itu, Endang menceritakan kepada perangkat persidangan mengenai temannya yang menyarankan agar menghubungi paranormal
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suasana persidangan tampak tegang saat Endang, saksi meringankan dari terdakwa Tamin Sukardi memberikan keterangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, pada Kamis (21/2/2019) malam.
Perempuan itu menjelaskan mengenai terdakwa Tamin yang diminta oleh Helpandi, panitera pengganti Pengadilan Negeri Medan agar memberikan uang untuk mempengaruhi majelis hakim agar mengubah keputusan terkait perkara korupsi penjualan tanah yang masih berstatus aset negara.
Di kesempatan itu, Endang menceritakan kepada perangkat persidangan mengenai temannya yang menyarankan agar menghubungi paranormal. Upaya itu dilakukan agar mengubah prilaku majelis hakim yang menangani perkara Tamin.
"Itu inisiatif saya, bukan disuruh Bapak Tamin," tegasnya saat memberikan kesaksian di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, pada Kamis (21/2/2019) malam.
Endang mengaku sempat menanyakan kepada Tamin mengenai majelis hakim itu. Majelis hakim tersebut, yaitu Wahyu Prasetyo Wibowo (Wakil Ketua PN Medan), Sontan Merauke Sinaga (hakim karier), dan Merry Purba (hakim adhock Tipikor).
Setelah mengetahui nama-nama majelis hakim, dia menyerahkan nama-nama itu kepada paranormal. Dia menegaskan, tidak mempunyai niat buruk kepada majelis hakim hanya berharap paranormal dapat mengubah pemikiran majelis hakim, sehingga memberikan vonis bebas.
"Didoakan, supaya bisa berubah pikiran. Maksud saya bukan untuk guna-guna," ungkap Endang.
Mendengar pernyataan dari Endang, Rosmina, selaku ketua majelis hakim mengambil alih pembicaraan. Dia berbicara bernada tinggi kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada KPK, tim penasihat hukum Tamin Sukardi, dan Endang.
Baca: Jelang Pertemuan Trump dan Kim, AS dan Korut Mulai Rapat Kerja di Hanoi
Suasana di persidangan tampak hening hanya terdengar suara Rosmina. Sementara itu, di bangku pengunjung hanya tercatat sekitar tujuh orang yang masih menyaksikan jalannya persidangan tersebut.
Menurut dia, tidak diperkenankan untuk menggunakan bantuan paranormal atau ilmu gaib dalam suatu proses perkara. Dia meminta kejadian yang dilakukan Endang menjadi pembelajaran bagi yang lain.
"Sampai pakai paranormal lagi, kan jadi ribet. Ini perlu pengajaran juga kepada masyarakat, hakim itu bersidang demi keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Jangan dibawa ke paranormal yah," kata Rosmina, berbicara bernada tinggi.
Di kesempatan itu, dia menegaskan, hakim, JPU, dan penasihat hukum tidak menggunakan paranormal. Apalagi memakai doping atau obat kuat. Hanya, kata dia, memakan nasi sama seperti orang lain.
"Kayaknya kita disini enggak ada yang pakai paranormal ini, pakai doping juga enggak ya pak jaksa, ya penasihat hukum enggak pakai doping to, cuma pake nasi biasa aja, enggak ada pakai doping," ujar Rosmina, sambil melihat kepada posisi duduk JPU di sebelah kanan dan penasihat hukum di sebelah kiri.
Untuk itu, dia meminta kepada saksi agar tidak kembali menggunakan jasa paranormal sebagai upaya membantu kasus hukum. Jika tidak menemukan fakta-fakta persidangan yang meringankan, maka jangan dilari-larikan ke dunia lain.
"Tolong disampaikan ke teman-teman jangan lagi dibawa ke paranormal segala macam, aliran sesat itu. Kalau enggak ketemu fakta jangan dikembangbiakan ke hal-hal enggak benar yah," kata dia.
Upaya menggunakan kekuatan paranormal bukan hal baru dalam upaya penegakan hukum terutama tindak pidana korupsi. Tersangka korupsi diduga menggunakan ilmu gaib untuk menghadapi KPK.
Pada peliputan Tribunnews.com (12/11/2010), selain adanya bungkusan berisi kemenyan yang pernah ditemukan di halaman kantor, hantu wanita berambut panjang juga pernah tertangkap kamera cctv KPK.
Kejadian ini sempat membuat sejumlah petugas keamanan ketakutan jika berjaga pada malam hari di sekitar ruang kerja lantai 3.
Selain itu, pernah ada suara orang yang tengah mandi di toilet depan ruang kerjanya. Padahal saat itu tidak ada siapapun di sana. Masih di lantai 3, juga ditemukan satu tulisan atau rajah tak bertuan.
Berdasarkan keterangan saksi, pegawai KPK semakin dikejutkan dengan kejadian aneh, saat kursi dan meja di ruang rapat utama di lantai 3 tiba-tiba rapih dengan sendirinya. Padahal, tidak ada satupun yang merapikan tempat tersebut. Sempat pula, keluar seperti percikan bola api keluar dari lantai 3 dan terlontar ke langit.
Hal yang paling menghebohkan dan membuat tanda tanya sampai saat ini, yakni kejadian sakitnya seluruh pegawai yang ada di lantai 3.