10 Polisi Jemput Andi Arief di Kamar Hotel
Tidak banyak pegawai yang mengetahui adanya kejadian datangnya pihak kepolisian ke Hotel bintang empat tersebut.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekitar pukul 20.50 WIB, Minggu (3/3) di Hotel Menara Peninsula saat itu tengah ramai karena ada pesta pernikahan di aula yang berada di lantai dasar.
Tidak banyak pegawai yang mengetahui adanya kejadian datangnya pihak kepolisian ke Hotel bintang empat tersebut.
Seorang petugas hotel yang enggan disebut namanya menjelaskan, hanya melihat sekitar 10 orang datang dan meminta ditemani oleh pengamanan untuk naik ke lantai atas.
"Saya tidak tahu detailnya. Cuma, memang ada 10 orang lah yang datang terus minta satpam naik ke atas. Kita kan sibuk di bawah karena ada acara," jelasnya kepada Tribunnews.com di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, Senin (4/3/2019).
Baca: TKN: Kok Andi Arief yang Mengkonsumsi Narkoba, Pak Jokowi yang Disalahkan?
Selama empat jam hingga pukul 01.00WIB Senin dini hari, pemeriksaan dapat diselesaikan.
Namun, dia tidak terlalu mengerti saat pihak kepolisian keluar bersama AA.
"Hanya tahu dari teman yang semalam jaga saja sampai pagi. Saya sudah pulang," ucapnya.
Baca: Sosok Perempuan saat Andi Arief Ditangkap Diduga Pemandu Karaoke, Dijemput 10 Polisi
Public Relations Manager Hotel Menara Peninsula, Elizabeth Ratna Sari membenarkan adanya penangkapan tersebut.
Pihak kepolisian dari Bareskrim Mabes Polri membawa surat perintah untuk melakukan penggeledahan.
Sesuai dengan prosedur, beberapa anggota pengamanan hotel, menemani proses penggeledahan tersebut.
"Kami sesuaikan dengan prosedur saja. Bahwa apa dan bagaimana kejadiannya? Kami tidak bisa menjelaskan. Silakan tanya kepada pihak kepolisian," tukasnya.
Ia menambahkan, hingga saat ini kamar yang dimaksud masih dibiarkan oleh pihak hotel tanpa ada garis polisi yang membatasi.
Baca: Tim Prabowo-Sandi: Jika Benar Andi Arief Pengguna Narkoba Itu Tindakan Pribadi
Alasannya, kamar tersebut diminta untuk steril oleh pihak kepolisian guna pemeriksaan lebih lanjut.
"Tidak. Tidak ada garis polisi. Kami juga tidak mau ada pikiran negatif dari penghuni kamar lain. Kami masih koordinasi juga dengan pihak kepolisian dan masih steril sampai sekarang," ucap dia.
Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Mohammad Iqbal, mengkonfirmasi kabar mengenai penangkapan Wasekjen Partai Demokrat, Andi Arief.
Iqbal menyebut Andi Arief ditangkap pada Minggu (3/3/2019) di kamar Hotel Peninsula, Jakarta Barat.
Penangkapan tersebut berawal dari informasi dari masyarakat bahwa ada pengguna narkoba di salah satu kamar hotel.
"Setelah dilakukan upaya penyelidikan, mapping, surveillance dan lain-lain, Petugas berhasil menggerebek dan melakukan upaya paksa kepolisian berbentuk penangkapan," ujar Iqbal di Mabes Polri.
Dalam penangkapan tersebut, polisi melakukan penyitaan terhadap barang bukti seperangkat alat untuk menggunakan narkoba.
"Diduga benar bahwa yang berada di kamar tersebut AA," tambah Iqbal.
Selanjutnya, setelah dilakukan pemeriksaan tes urine, Andi Arief dinyatakan positif mengandung metaphetamine atau narkoba jenis sabu.
"AA diperiksa dan pendalaman berikut saksi-saksi sedang kami lakukan. Tes urine terhadap AA dan positif mengandung metaphetamine atau jenis sabu," pungkas Iqbal.
Ia pun membantah kabar yang menyatakan bahwa Wasekjen Partai Demokrat, Andi Arief, ditangkap bersama seorang perempuan.
Iqbal menegaskan bahwa Andi Arief diamankan seorang diri terkait kasus dugaan penyalahgunaan narkoba.
"Di TKP satu diamankan AA. Jangan percaya dengan informasi seliweran pada saat digerebek satu ditangkap tapi nanti berkembang akan kami sampaikan," tegas Iqbal.
Pihak kepolisian masih melakukan pemeriksaan terhadap beberapa saksi terkait kasus ini. Iqbal meminta masyarakat untuk tidak mempercayai informasi yang beredar di grup WhatsApp.
"Kita sedang dalami ada beberapa saksi sedang kita periksa. Narasi-narasi yang ada di WA grup bahkan foto-foto belum tentu benar saat ini," jelas Iqbal.
Demokrat Masih Cari Informasi
Ketua Divisi Hukum dan Advokasi DPP Demokrat, Ferdinand Hutahaean mengatakan pihaknya masih terus mencari informasi terkait kasus yang menimpa Andi Arief.
"Kami masih terus informasi secara lengkap terkait hal ini. Kami masih akan koordinasi terus dan juga meminta keterangan dari Pak Andi secara langsung," tukasnya.
Partai Demokrat menghormati proses hukum di wilayah kepolisian.
Menurut Ferdinand, Partai Demokrat akan mengikuti perkembangan kasus, sebelum mengambil keputusan mengenai pendampingan hukum dan pemberian sanksi terhadap Andi Arief.
"Kami ikuti perkembangannya dan kami belum bisa sampaikan pendapat apapun terkait konpers yang telah dilakukan kepolisian. Intinya kami menghormati proses yang sedang berjalan," ujar Ferdinand.
Kendati demikian, Andi Arief selama ini tidak pernah terlibat persoalan narkob. Selama ini, menurut Ferdinand, Andi Arief memberikan kontribusi besar terhadap proses demokrasi di Indonesia.
Oleh karena itu, Partai Demorkat belum bisa menyampaikan hal apapun terkait masalah hukum yang menimpa Andi Arief.
Saat ini, Partai Demokrat menyesalkan kasus yang menyeret kadernya tersebut.
"Namun sikap Partai Demokrat secara tegas dan jelas tidak akan mentolerir dan berkompromi terhadap masalah penyalahgunaan narkoba," kata Ferdinand.(tribunnews/amryono prakoso)