Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rahayu Saraswati Sebut Film Dilan 1991 Ungkap Fakta Kekerasan Seksual

Artis yang juga politikus Rahayu Saraswati mengatakan film Dilan 1991 mengungkap fakta kekerasan seksual yang sering terjadi.

Editor: Ferdinand Waskita
zoom-in Rahayu Saraswati Sebut Film Dilan 1991 Ungkap Fakta Kekerasan Seksual
Istimewa/Dokumentasi Rahayu Saraswati
Artis yang juga politikus Rahayu Saraswati usai mengadakan nonton bersama Film Dilan 199I, Minggu (3/3/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Artis yang juga politikus Rahayu Saraswati mengatakan film Dilan 1991 mengungkap fakta kekerasan seksual yang sering terjadi.

Dua peran Dilan dan Hugo menggambarkan sosok teman laki-laki yang memiliki kepribadian yang berbeda dalam memperlakukan perempuan.

"Dilan menunjukan sikap yang cukup menghormati kehendak perempuan. Sementara tindakan yang dilakukan Hugo menunjukan bentuk pelecehan yang seringkali terjadi pada kehidupan nyata," ujar Saraswati usai mengadakan nonton bersama Film Dilan 199I, Minggu (3/3/2019).

Artis pemeran Senja dalam film Merah Putih ini mengatakan, peran Dilan dalam berpacaran menunjukan sikap hormat dan tidak memaksakan kehendak fisiknya terhadap Milea.

Sementara Hugo berbuat sebaliknya.

Dia memaksakan kehendak fisik dengan berlindung pada kebebasan berekspresi dan pengaruh budaya barat.

"Di barat justru jika seorang laki-laki berperilaku seperti yang dilakukan Hugo terhadap Milea, dia sudah bisa dilaporkan ke polisi atas tindak kekerasan seksual," kata seniman lulusan International School of Screen Acting dari London, Inggris ini.

Berita Rekomendasi

Dalam film Dilan 1991 terdapat adegan Hugo dan Milea yang sedang menonton film di bioskop.

Hugo secara sadar memegang pundak dan merangkul Milea. Ia juga secara tiba-tiba mencium Milea tanpa mendapatkan ijin terlebih dahulu.

"Di negara lain memegang pundak tanpa ijin seseorang pun sudah bisa dipidana, apalagi mencium tanpa ijin (against someone's will)," kata anggota Komisi VIII DPR RI itu.

Saraswati mengatakan perilaku Hugo yang membuat banyak aktivis perlindungan perempuan dan anak menyampaikan adanya kekosongan hukum dalam berpacaran.

Pemahaman tentang apa yang dianggap boleh maupun tidak dalam memperlakukan seseorang terhadap yang lain dalam konteks pelecehan seksual pun belum semua mengerti dan menyepakati.

"Apa yang dilakukan Hugo itu bentuk pelecehan seksual yang kadang banyak orang kurang memahami. Dan itu yang sedang diperjuangkan para aktivis, terkait penegakan hukumnya," kata caleg Dapil 3 DKI ini.

Pada kesempatan itu, Saraswati yang juga menjabat sebagai Ketua DPP Bidang Advokasi Perempuan Partai Gerindra mengajak ratusan kader muda partai Gerindra untuk ikut menonton film Dilan 1991.

Sejumlah kader milenial itu berasal dari sayap partai Tunas Indonesia Raya (Tidar) Jakarta Barat, Gerakan Milenial Indonesia (GMI) Jakarta Barat, dan sejumlah relawan muda lainnya.

Saraswati mengatakan menonton film karya anak bangsa merupakan kegiatan yang rutin dilakukannya bersama politisi muda lainnya di partai Gerindra.

"Ini cara kami sebagai politisi milenial mendukung perfilman Indonesia. Dan kita berharap agar masyarakat khususnya generasi muda terus mencintai film-film karya anak bangsa," ujar caleg Dapil 3 DKI Jakarta tersebut.

Baca: Nonton Dilan 1991, Hendi Sebut Kebijakan Jokowi Dongkrak Penonton

Baca: 5 Hari Tayang, Film Dilan 1991 Sukses Gaet Lebih dari 3 Juta Penonton

Saraswati juga mengucapkan selamat kepada film Dilan 1991 yang berhasil mencatatkan rekor Muri.

Rekor itu adalah jumlah penonton hari pertama penayangan film sebanyak 800.000 penonton.

Sementara pada hari kedua penayangan film yang diangkat dari novel Pidi Baiq itu meraih 2,7 juta penonton.

"Sekali lagi selamat atas keberhasilan MURI nya. Semoga memicu insan perfilman Indonesia untuk terus menghasilkan karya-karya terbaik," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas