Sosok Robertus Robet di Mata Mahasiswanya
Fajar mengungkapkan, Robertus Robet adalah sosok yang kritis dan sangat terbuka pada perbedaan pendapat
Penulis: Gita Irawan
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mahasiwa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) jurusan Sosiologi yang telah menghadiri kelas dosen UNJ dan aktivis demokrasi Robertus Robet selama 3,5 tahun, Fajar Subhi, mengungkapkan sosok Robertus Robet.
Fajar datang ke konferensi pers "Menolak Kriminalisasi Terhadap Akademisi Robertus Robet" di kantor YLBHI, Menteng, Jakarta Pusat bersama sekira 30-an mahasiswa UNJ lainnya yang diajar oleh Robet pada Kamis (7/3/2019).
Baca: LBH Pers dan ICJR Kecam Penangkapan Robertus Robet
Fajar mengungkapkan, Robertus Robet adalah sosok yang kritis dan sangat terbuka pada perbedaan pendapat.
Ia pun mengatakan, oleh karena sikapnya tersebut Robet mampu membuatnya dan mahasiswa lainnya untuk berpikir kritis dan berani menyampaikan pendapat.
"Jadi Pak Robet adalah sosok yang kritis, yang terbuka pada kebebasan berpendapat entah itu di ruang kelas atau di ruang luar kelas," kata Robet.
Ia mengatakan Robet mengajar sejumlah mata kuliah antara lain filsafat, sosiologi kewarganegaraan, sosiologi kritis, kapita selekta sosiologi, dan mata kuliah lainnya.
Fajar mengungkapkan, selain di kelas ia juga mengenal pemikiran-pemikiran Robet dari buku-buku karangannya.
"Pun di luar kelas Pak Robet juga aktif dalam menulis buku, itu juga banyak diterbitkan berbagai penerbit. Ada Pengantar Sosiologi Kewarganergaraan, Keindonesiaan dan Republikasnisme itu adalah karangan beliau mengenai konsep negara dan sosiologi kewarganegaraan, khususnya sosiologi kritis," kata Fajar.
Ia mengatakan, Robet termasuk dosen favorit di kalangan mahasiswa sosiologi UNJ.
"Bisa dibilang favorit juga di kalangan mahasiswa sosiologi. Mahasiswa di sosiologi juga antusias dalam menanggapi kalau Pak Robet mengajar di kelas. Karena memang ia sosok yang tidak kaku dan terbuka pada apa yang dibicarakan dalam kelas," kata Fajar.
Ia juga memceritakan, pada 2017 lalu ia bersama teman-temannya juga pernah terlibat aksi demostrasi di kampus bersama Robet san sejumlah lainnya menyuarakan kebebasan bependapat.
"saat itu kita juga aksi di dalam kampus, antar gerakan mahasiswa dan gerakan dosen itu melebur jadi satu untuk akhirnya kita mendapat kebebasan berpendapat di kampus kita. Dia (Robet) salah satu aktor di kalangan dosen yang aktifis," kata Fajar.
Baca: Usai Diperiksa Kepolisian, Robertus Robet Minta Maaf soal Orasinya
Sebelumnya, Robet ditangkap oleh Bareskrim Mabes Polri pada Kamis (7/3/2019) dini hari karena diduga telah menyebarkan informasi yang mengandung ujaran kebencian saat orasi pada aksi Kamisan di depan Istana Negara pada Kamis (28/3/2019).
Bareskrim Mabes Polri juga telah memulangkannya pada Kamis (7/3/2019).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.