Grace Natalie: Kasus Meiliana Lonceng Penanda Darurat Intoleransi
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie mengunjungi Meiliana, warga Tanjung Balai, Medan, Sumatera Utara, yang terjerat kasus peno
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie mengunjungi Meiliana, warga Tanjung Balai, Medan, Sumatera Utara, yang terjerat kasus penodaan agama.
Kehadiran Grace di Medan merupakan bagian dari rangkaian acara Festival 11 yang digelar di Medan International Convention Center (MICC) pukul 19.00 WIB
Grace mengunjungi Meliana di LP Tanjung Gusta pada Senin (11/3/2019). Grace didampingi oleh Dara Nasution, Juru bicara dan caleg DPR RI PSI Sumut III dan suami Ibu Meiliana, Lian Tui.
"Kasus yang menimpa Ibu Meiliana merupakan lonceng darurat intoleransi di Indonesia," kata Grace melalui keterangan tertulisnya, Senin (11/3/2019).
Baca: Jorge Lorenzo Mengaku Kesulitan Pertahankan Momentum Bagus Pascaterjatuh Pada FP3
Menurut Grace, Meiliana hanya menanyakan soal volume speaker masjid kepada temannya, tetapi dipelintir sedemikian rupa sampai terjadi kerusuhan, sehingga Meiliana dijebloskan ke penjara.
"Pelaku pembakaran vihara hanya dihukum 2 bulan, Ibu Meiliana divonis 18 bulan," ucap Grace.
Meiliana merupakan masyarakat sipil biasa. Ia bukan aktivis, bukan tokoh politik. Artinya, apa yang menimpa Meiliana mungkin menimpa siapa saja.
"Indonesia perlu perbaikan agar penegakan hukum tidak diskriminatif agar kejadian ini tidak terulang," ujar Grace.
Grace berujar, PSI mempertanyakan mengapa tidak ada partai-partai yang mengaku nasionalis yang membela Meiliana.
"Mengapa hanya PSI yang bersuara untuk isu ini?" imbuh Grace.
Grace berharap Meiliana segera mendapat keadilan, kasasinya dikabulkan dan bisa segera menghirup udara bebas.