Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah WNI Korban Penembakan Selandia Baru, Temani Sang Istri Bekerja

Salah satu korban penembakan di Christchurch, Selandia Baru pada Jumat (15/9/2019) malam merupakan warga negara Indonesia bernama Zulfirman Syah.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Kisah WNI Korban Penembakan Selandia Baru, Temani Sang Istri Bekerja
Tribunpadang.com/Rezi Azwar
Handra Yaspita, menunjukkan foto Zulfirman Syah di rumahnya, di Kampung Lapai, Kecamatan Nanggalo, Kota Padang, Sumatera Barat, Sabtu (16/3/2019). TRIBUNPADANG.COM/REZI AZWAR 

TRIBUNNEWS.COM, BANTUL  - Salah satu korban penembakan di Christchurch, Selandia Baru pada Jumat (15/9/2019) malam merupakan warga negara Indonesia bernama Zulfirman Syah.

Zul, panggilan akrab Zul adalah seniman seni rupa berasal dari Padang, Sumatra Barat. Ia, tergabung dalam Komunitas Seni Sakato, Yogyakarta.

Saat Tribun Jogja datang ke Sekretariat Komunitas Sakato yang berada di daerah Kasihan, Bantul, Jumat malam, tampak beberapa rekan dekat Zul berada di sana.

Empat rekan Zul, masing-masing Erizal As, Joni Waldi, Anton Rais dan Suhanda bersedia berbagi cerita tentang salah satu sahabat dekat mereka itu.

Baca: Sudutkan Imigran Muslim dalam Serangan Teror di Selandia Baru, Senator Australia Ditimpuk Telur

Erizal adalah rekan seangkatan Zul sewaktu kuliah di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta jurusan Seni Rupa angkatan 1997.

Keduanya satu tempat tinggal kontrakan waktu kuliah sampai keduanya sama-sama tergabung di Komunitas Seni Sakato. Hubungan persahabatan keduanya masih terjalin sangat baik sampai kini.

Menurut Erizal, sahabatnya itu mulai pindah domisili di Selandia Baru sejak Januari bersama istri dan anaknya. Sang istri, diketahui merupakan warga negara Amerika bernama Alta.

Berita Rekomendasi

Zul dan Alta menikah sekitar bulan November 2015 dan sempat tinggal di Jl Godean, Sleman. Zul aktif melukis dan istri membuka les bahasa inggris.

“Istri Zul ini mengajar les bahasa Inggirs. Dulunya di Surabaya lalu menikah dengan Zul dan tetap membuka les di sini. Les nya model jarak jauh. Jadi seperti pakai videocall. Sementara istrinya mengajar les, Zul aktif melukis. Setau saya dia aliran abstrak. Sampai anaknya umur dua tahun lebih,” kata Erizal.

Sampai sekitar tiga bulan lalu, Erizal dan Zul bertemu. Zul bercerita jika dirinya akan pindah ke Selandia Baru karena istrinya sedang mencoba mencari pekerjaan di sana.

Kabarnya, sang istri mendapat prioritas pekerjaan disana karena hubungan bilateral antara Amerika dan Selandia Baru namun sampai batas usia 36 tahun.

Sementara tahun ini, istri Zul sudah berusia 36 tahun. Inilah yang membuat Zul dan sang istri bergegas ke Selandia Baru demi memanfaatkan momentum.

Meski demikian, sampai sekarang Erizal tidak pernah tahu pekerjaan Zul dan sang istri di sana. Yang jelas, Zul sempat mengatakan akan tetap melukis sembari menemani istri.

“Katanya Zul mau coba dulu setahun tinggal di Selandia Baru sambil melihat perkembangan kerja istrinya. Kalau nanti dia nyaman dan mendapat pekerjaan juga yang layak dan menjanjikan baru dia akan memperpanjang tinggal di sana. Saya dan rekan-rekan sendiri mendukung pilihan Zul tersebut,” kata Erizal.

Sedangkan Zul menjadi korban penembakan ini diketahui Erizal dan rekannya dari istri rekan mereka yang mengatakan jika Istri Zul update status di facebook jika suaminya menjadi korban penembakan.

Dari istrinya, Zul dikabarkan terkena tembakan di dada sedangkan anaknya di kaki. Keduanya pun masih mendapat perawatan serius.

Mewakili rekan-rekan di Komunitas Seni Sakato, Erizal pun cukup dibuat syok.

Ia merasa terpukul karena perbuatan pelaku menembak banyak orang tersebut merupakan tindakan brutal. Menurut dia, tindakan pembunuhan tidak pernah bisa diterima dengan sisi kemanusiaan maupun sisi manapun.

“Semoga jadi momentum penyadaran bagaimana melihat perbedaan sebagai proses menjadi manusia yang baik. Untuk rekan kami Zul kami berharap bisa segera disadarkan dan bisa pulih kembali. Secepatnya kami bersama rekan-rekan juga akan berkumpul untuk berdoa bersama dan berdiskusi respon selanjutnya,” kata Erizal.

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas