Wiranto: Pemilu Bukan Ajang Adu Kekuatan Tapi Kontestasi
Ia menilai seharusnya tidak ada suasana panas, saling menjatuhkan, mencerca hingga membuat hoaks untuk melemahkan lawannya dalam perhelatan pemilu.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menko Polhukam Wiranto menegaskan Pemilu 2019 mendatang bukanlah ajang adu kekuatan, melainkan sebuah kontestasi politik yang menampilkan keunggulan masing-masing kandidat untuk dipilih masyarakat.
Ia menilai seharusnya tidak ada suasana panas, saling menjatuhkan, mencerca hingga membuat hoaks untuk melemahkan lawannya dalam perhelatan pemilu.
"Pemilu ini bukan adu kekuatan, pemilu itu bukan berhadapan satu dengan yang lain. Tapi pemilu itu kontestasi, menampilkan kemampuan, menampilkan kompetensi, menampilkan pengalaman track record yang nanti dilihat masyarakat, apakah terpilih apa tidak tergantung masyarakat," ujar Wiranto, pasca apel kesiapan pengamanan Pemilu, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (22/3/2019).
Baca: Wiranto Sebut Keberhasilan Pemilu 2019 Sangat Bergantung pada Semua Pihak
Menurutnya, Pemilu 2019 harus dilihat sebagai kesempatan berharga bagi rakyat Indonesia untuk memilih calon anggota legislatif yang akan memperjuangkan aspirasi rakyat.
Sekaligus sarana untuk memilih pemimpin nasional guna mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia.
Baca: Tangis Gading Marten Pecah Nyanyikan 'Pergilah Kasih', Penonton Mendadak Heboh
Mantan Panglima TNI ini kemudian kembali menegaskan jika ajang ini bukanlah untuk membenturkan satu pihak dengan pihak yang lain atau ajang konflik antara kubu yang satu dengan kubu yang lain.
"Namun sejatinya Pemilu Serentak Tahun 2019 memilih pemimpin dan bukan mengadu pemimpin, momen ini harus menjadi ajang unjuk kompetensi, program dan kapabilitas untuk mendapatkan kepercayaan rakyat yang akan memilihnya menjadi pemimpin nasional," kata dia.
"Namanya aja pesta demokrasi, bukan seram, bukan tegang. Kegembiraan, lima tahun sekali bangsa Indonesia diberikan kesempatan untuk memilih pemimpinnya," Wiranto menambahkan.