Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BPN Klaim Elektabilitas Prabowo-Sandi Sudah Melampaui Jokowi-Maruf Amin

Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ahmad Muzani, mengklaim elektabilitas pasangan calon (paslon) Prabowo-Sandi lebih unggul

Editor: Sugiyarto
zoom-in BPN Klaim Elektabilitas Prabowo-Sandi Sudah Melampaui Jokowi-Maruf Amin
Tribunnews.com/Glery Lazuardi
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K

TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ahmad Muzani, mengklaim elektabilitas pasangan calon (paslon) Prabowo-Sandi lebih unggul dibandingkan dengan paslon nomor urut 01, Jokowi-Amin.

Hasil ini menurut hasil survey internal yang dilakukan oleh mereka.

"Sama dengan hasil survey internal kita, elektabiltas kami sudah melampaui pasangan 01. Memang survey ini belum kita publikasikan karena baru selesai, setelah ini diselesaikan akan kita sampaikan ke masyarakat. Kami yakin dan optimis, pasangan 02 akan menang," ujar Ahmad Muzani, Senin (25/3/2019) di sela-sela acara Sosialisasi empat pilar MPR di Pondok Pesantren Al Iman, Muntilan, Magelang.

Ahmad mengatakan, undecided voter atau pemilih yang belum menentukan pilihan berjumlah tipis dan mayoritas dari mereka sudah menentukan pilihan.

Perolehan akan ditentukan dua tahap akhir, yakni kampanye terbuka dan debat, meski jumlahnya tidak akan terlalu signifikan, tetapi dirinya mengklaim paslon 02 tetap unggul.

"Undecided itu sekarang sudah tipis, baik di hasil survey dari Kompas udah tipis. Mayoritas sudah menentukan pilihan, tinggal ditentukan oleh masa akhir, dua tahap yang menentukan, yakni kampanye terbuka, dan debat. Tetapi saya kira tidak terlalu signifikan. Kami yakin, kami unggul cukup siginifikan," kata pria yang juga menjabat Sekretaris Jenderal Partai Gerindra tersebut.

Berita Rekomendasi

Terkait survey eksternal yang lebih mengunggulkan petahana atau paslon nomor urut 01, Ahmad mengatakan, survey tersebut harus dipahami dan dibaca secara benar.

Petahana atau paslon 01 memperoleh suara kurang dari 50 persen, artinya perolehan tersebut dinilai masih kurang untuk bisa menang.

Menurutnya, untuk menang, petahana harus memperoleh suara jauh di atas 50 persen, atau jika tidak mereka akan kalah.

Ia memberi contoh saat Pemilu Tahun 2009 lalu, SBY-Kalla, elektabilitas mereka saat survei di atas 70 persen, tetapi saat dihitung di TPS turun sebanyak 63 persen.

Selisih antara survei dengan perhitungan suara di TPS adalah 10 persen lebih.

"Cara membaca survey eksternal tidak begitu, cara membaca survey eksternal adalah petahana sudah kurang dari 50 persen. Karena yang, petahana sebenarnya bukan pak Prabowo. Yang dihadapi petahana, adalah dirinya sendiri. Artinya, kalau Jokowi hasil survei di Kompas menyebutkan sebesar 49 persen, pasti akan kurang daripada itu," ujarnya.

Belum lagi dikatakannya, saat pemilih yang belum menentukan pilihan atau undecided voter masih cukup besar, tetapi mayoritas mereka semua memilih ke paslon nomor urut 02, Prabowo-Sandi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas