Politisi Golkar: Pilpres Menonjol Ketimbang Pileg
Pentingnya Pileg itu sendiri untuk diperhatikan oleh masyarakat adalah mereka (caleg) nanti akan terpilih untuk mewakil suara masyarakat di legislatif
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Fajar Anjungroso
![Politisi Golkar: Pilpres Menonjol Ketimbang Pileg](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/surat-suara-dpd-pemilu-2019_20190326_182215.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hiruk pikuk Pemilu serentak 2019 dengan lebih menonjolnya Pilpres (Pemilihan Presiden) ketimbang Pileg (Pemilihan Legislatif) mendapat sorotan dari politisi sekaligus caleg senior partai Gokar Firman Soebagyo.
Menurutnya, fenomena dan sistem pemilu serentak legislatif dan pilpres seperti ini akan sangat mengganggu sistem kepemiluan legislatif.
Pasalnya, keberadaan Pileg saat ini sudah sangat tidak diperhatikan baik oleh masyarakat maupun dari media massa baik cetak maupun electronik dan medsos.
"Banyak media massa sudah tidak tertarik untuk mengekspos atau memuat berita-berita soal Pileg khususnya caleg sendiri adalah sebuah kemunduran. Padahal Pileg ini tidak kalah penting dari Pilpres karena ini menyangkut lembaga legislatif" yang juga penyelenggara negara" kata Firman melalui keterangannya, Rabu (27/3/2019).
Firman menjelaskan, pentingnya Pileg itu sendiri untuk diperhatikan oleh masyarakat adalah mereka (caleg) nanti akan terpilih untuk mewakil suara masyarakat di legislatif.
Apabila hal ini tidak digaungkan seperti halnya Pilpres maka masyarakat tidak akan tahu siapa calon wakilnya yang baik dan yang mempunyai visi misi yang jelas untuk memperjuangkan hak rakyat.
Dan jangan sampai rakyat memilih orang yang salah karna semakin prakmatisnya masyarakat dan jangan sampai sesat untuk memilih wakilnya yang salah.
"Ketika Pileg tidak terpublikasi dengan baik apalagi caleg-caleg tersebut jika nanti terpilih akan mewakil suara rakyat di tingkat legislatif benar-benar tidak terpublis atau tersosialisasi dengan baik. Maka, kemungkinan masyarakat pada saat nanti pemilihan akan mendapatkan wakil rakyat yang asal-asalan karena mereka sudah membeli kucing dalam karung dan ini sangat bahaya," jelas anggota Komisi II DPR ini.
Lebih lanjut Firman pun merasa menyesal dengan pelaksanaan Pemilu serentak kali ini akibat dari UU inisiatif pemerintah dan juga dibentuk oleh DPR.
Sebab, saat ini para caleg-caleg akan maju di Pileg sudah terbawa arus Pilpres dengan membela capres maupun cawapres masing-masing ketimbang mereka harus mensosialisasikan program mereka dan partai yang seharusnya juga menjadi prioritas mereka agar bisa terpilih menjadi wakil rakyat.
Baca: TKN Jokowi-Maruf Pantau Suara Banten, Jabar, dan Riau Jelang Pencoblosan Pilpres
"Saat ini kita sudah melihat fenomena caleg-caleg sekarang yang sudah terbawa arus dan tidak peduli akan Pileg dan lebih bersemangat untuk membela capres masing-masing semakin membuat sistem Pemilu kali ini sudah sedemikian memprehatinkan," sesal Mantan Wakil Ketua Baleg DPR ini.
Untuk itu, sebagai politisi senior maupun caleg dari Golkar dapil Jateng 3 ini mendorong baik Pemerintah maupun DPR agar kedepan bisa melakukan evaluasi dan revisi terhadap UU Pemilu dengan tidak menggabungkan lagi Pileg dan Pilpres secara serentak.
"Kalau kita mau buat Pemilu yang lebih baik dan berkualitas hendaknya Pemilu harus dipisah dengan melakukan Pileg secara serentak lebih dulu untuk mendapatkan wakil rakyat yang berkualitas dan setelah itu baru dilakukan pemilu eksekutif secara serentak pemilu pada Kab/Kota dan provinsi dan pilpres untuk memilih sosok pemimpin kepala daerah dan kepala negara melalui Pilpres setelah Pileg dilakukan," pungkas Firman.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.